Perusahaan berlambang kerang kuning tersebut mengonfirmasi akan memangkas 10.000 pekerjaan akibat dari penurunan tajam dalam laba tahunan mereka. Namun demikian, saham Royal Dutch Shell malah naik setelah adanya konfirmasi tersebut.
BBC melansir, Jumat, 5 Februari, Shell mencatat penurunan laba sebesar USD1,8 miliar pada kuartal IV-2015 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD4,2 miliar.
Adapun laba setahun penuh telah tercatat menurun paling tajam dalam 13 tahun, yakni dari USD19 miliar pada 2014 menjadi USD3,8 miliar pada tahun lalu. Namun demikian, Shell tetap mempertahankan pembayaran dividen kepada pemegang saham, sebuah langkah yang lega bagi para investor.
Harga minyak terus terpuruk lebih dari USD100 per barel sejak 18 bulan yang lalu menjadi sekitar USD30 per barel hingga sekarang. Saham Shell pun ditutup naik enam persen di 1.525,50 poundsterling.
Seperti diketahui, perusahaan dan pemasok minyak terimbas dengan pelemahan harga minyak tersebut, yang mengakibatkan laba terkikis dan membuat investasi kurang berharga.
Sementara rival Shell, BP, mengumumkan laba merosot dari 51 persen menjadi USD5,9 miliar untuk 2015 dan selanjutnya akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 3.000 karyawan pada awal pekan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id