Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

Bursa Saham Inggris Parkir di Zona Merah

Antara • 04 Oktober 2019 09:46
London: Saham-saham Inggris ditutup lebih rendah pada perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB). Hal itu terlihat dengan indeks acuan FTSE-100 di Bursa Efek London turun sebanyak 0,63 persen atau 44,90 poin, menjadi 7.077,64 poin.
 
Mengutip Antara, Jumat, 4 Oktober 2019, DS Smith, perusahaan pengemasan internasional berbasis di Inggris mencatat kerugian terbesar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya jatuh 5,71 persen.
 
Disusul oleh saham perusahaan pembuat dan penambang baja multinasional terintegrasi secara vertikal Evraz yang merosot 3,78 persen, serta kelompok perusahaan tembakau British American Tobacco turun 3,73 persen.

Di sisi lain, London Stock Exchange Group, perusahaan bursa efek dan informasi keuangan, terangkat 2,28 persen, menjadi peraih keuntungan terbesar (top gainer) dari saham-saham unggulan.
 
Diikuti oleh saham perusahaan distributor produk pipa dan pemanas multinasional Ferguson serta perusahaan minuman yang memproduksi bir, anggur, dan wiski, Diageo, yang masing-masing meningkat 2,05 persen dan 1,88 persen.
 
Di sisi lain, bursa saham Amerika Serikat ditutup lebih tinggi pada Kamis waktu setempat (Jumat WIB), karena data ekonomi yang lemah meningkatkan ekspektasi investor tentang penurunan suku bunga lebih lanjut. Adapun the Fed masih berada di bawah tekanan dari Presiden AS Donald Trump yang terus meminta penurunan suku bunga lebih dalam.
 
Indeks Dow Jones Industrial Average naik sebanyak 122,42 poin atau 0,47 persen menjadi 26.201,04. Sedangkan S&P 500 naik sebanyak 23,02 poin atau 0,80 persen menjadi 2.910,63. Sementara indeks Nasdaq Composite naik 87,02 poin, atau 1,12 persen, menjadi 7.872,27.
 
Ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga acuan pada Oktober melonjak menjadi 90,3 persen dari 77 persen pada Rabu waktu setempat (Kamis WIB). Para analis mengatakan meningkatnya ekspektasi untuk penurunan suku bunga acuan terjadi setelah data ekonomi AS yang lemah.
 
Indeks non-manufaktur (NMI), yang mengukur kinerja sektor jasa, tercatat berada di level 52,6 persen pada September atau turun sebanyak 3,8 poin dari pembacaan Agustus, menurut Non-Manufacturing ISM Report on Business, terbaru. Angka pada Juli adalah 53,7 persen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan