Ilustrasi (FOTO: AFP)
Ilustrasi (FOTO: AFP)

Minyak Dunia Melesat Usai Persediaan AS Jatuh

Antara • 29 Agustus 2019 08:03
New York: Harga minyak dunia naik hampir dua persen pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB), setelah penurunan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah AS membantu meredakan kekhawatiran tentang melemahnya permintaan minyak yang disebabkan oleh perang perdagangan antara Washington dan Beijing.
 
Mengutip Antara, Kamis, 29 Agustus 2019, patokan global, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober bertambah USD0,98 atau 1,7 persen menjadi USD60,49 per barel di London ICE Futures Exchange.
 
Sementara itu, patokan AS, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik sebanyak USD0,85 atau 1,6 persen menjadi USD55,78 per barel di New York Mercantile Exchange.

Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan persediaan minyak mentah AS turun minggu lalu sebesar 10 juta barel dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk penurunan 2,1 juta barel, karena impor melambat. "Ada banyak angka besar di sini, tetapi itu semua ada pada angka impor, yang cukup mengesankan," kata Direktur Energi Berjangka Mizuho Bob Yawger.
 
Impor minyak mentah bersih AS turun 1,51 juta barel per hari menjadi 2,9 juta barel per hari, sementara impor di wilayah Gulf Coast turun ke rekor terendahnya di 1,2 juta barel per hari. Selama empat minggu terakhir, impor minyak mentah rata-rata sekitar tujuh juta barel per hari, 12,3 persen lebih rendah dari periode empat minggu yang sama tahun lalu.
 
Stok bensin AS juga turun 2,1 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 388.000 barel. "Itu adalah laporan yang sangat bullish, salah satu yang lebih bullish yang kami miliki dalam beberapa saat," kata John Kilduff, seorang partner di Again Capital.
 
"Sementara itu, kegelisahan Brexit mengangkat USD, yang umumnya bergerak terbalik dengan harga minyak, yang membatasi kenaikan minyak," kata Kilduff.
 
Dolar AS menguat ketika Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bergerak untuk menangguhkan Parlemen Inggris selama lebih dari sebulan sebelum Brexit, membuat marah lawan politiknya dan meningkatkan pertaruhan dalam krisis politik paling serius di negara itu dalam beberapa dekade.
 
Kekhawatiran tentang dampak perang tarif AS-Tiongkok terhadap permintaan juga menahan harga minyak dari kenaikan lebih tinggi. Presiden AS Donald Trump percaya Tiongkok tulus tentang keinginan mencapai kesepakatan perdagangan. Sementara Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He mengaku pihaknya bersedia menyelesaikan perselisihan melalui negosiasi.
 
Namun demikian, kekhawatiran muncul kembali setelah Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan belum mendengar ada pembicaraan melalui telepon baru-baru ini antara Amerika Serikat dan Tiongkok tentang perdagangan, dan bahwa pihaknya berharap Washington dapat menciptakan kondisi untuk pembicaraan.
 
Harga minyak mentah telah jatuh sekitar seperlima dari tertinggi 2019 yang dicapai pada April, sebagian karena kekhawatiran bahwa perang perdagangan merugikan ekonomi global dan dapat mengurangi permintaan minyak.
 
Morgan Stanley menurunkan prospek harga untuk sisa tahun ini, untuk Brent menjadi sekitar USD60 per barel dari USD65, serta untuk minyak mentah AS menjadi USD55 per barel dari USD58 ketika menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan untuk tahun ini dan berikutnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan