Pesawat Boeing 737 MAX 8 di luar pabrik perusahaan pada 11 Maret 2019 di Renton, Washington. (FOTO: AFP)
Pesawat Boeing 737 MAX 8 di luar pabrik perusahaan pada 11 Maret 2019 di Renton, Washington. (FOTO: AFP)

Saham Boeing Sudah Anjlok 10%

Ade Hapsari Lestarini • 14 Maret 2019 09:08
New York: Saham Boeing terganjal pada perdagangan Rabu waktu setempat setelah Amerika Serikat (AS) dan Kanada memutuskan untuk mengandangkan Boeing 737 Max.
 
Melansir Xinhua, Kamis, 14 Maret 2019, sepanjang minggu ini, saham Boeing sudah turun lebih dari 10 persen. Namun demikian saham Boeing berhasil mengurangi kerugian dan naik 0,46 persen menjadi USD377,14 pada penutupan Rabu waktu setempat.
 
Sejak awal pembukaan perdagangan, saham Boeing berfluktuasi dengan catatan optimistis. Saham perseroan naik lebih dari 1,6 persen ke level tertinggi, dan merosot tidak lama setelah AS dan Kanada mengumumkan untuk melarang 737 Max terbang.

Presiden AS Donald Trump mengatakan AS mengandangkan semua pesawat Boeing 737 Max 8 dan 9. Negara Adidaya ini menjadi negara terakhir yang melakukannya setelah terjadi dua tabrakan terhadap model yang sama dalam beberapa bulan terakhir.
 
Federal Aviation Administration mengatakan dalam sebuah pernyataan tak lama setelah pernyataan Trump, pihaknya sedang memerintahkan pendaratan sementara pesawat Boeing 737 Max yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan AS atau di wilayah AS.
 
Langkah itu terjadi beberapa jam setelah Kanada mengumumkan akan menarik pesawat Boeing 737 Max dari langit. Kedua negara itu bergabung dengan beberapa negara lain, termasuk Tiongkok, Uni Eropa, dan Indonesia.
 
Larangan terbang bagi pesawat Boeing 737 MAX kini hampir berlaku di seluruh dunia. "Keamanan warga Amerika dan seluruh orang adalah yang terpenting saat ini," kata Presiden AS Donald Trump, dikutip dari New York Times, Kamis, 14 Maret 2019.
 
Trump mengaku keputusan tersebut dia ambil setelah berbicara dengan CEO Boeing Dennis Mueilenberg, Federal Aviation Administration atau FAA dan Kementerian Transportasi.
 
Kepala Administrator FAA Daniel Elwell mengatakan, keputusan untuk menghentikan penerbangan dengan pesawat Boeing 737 MAX bukanlah karena adanya tekanan terhadap AS karena sejumlah negara lain telah menghentikan operasional pesawat jenis ini.

 
Dia mengatakan, data baru hasil penyelidikan jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines di Etiopia yang menewaskan 157 orang menjadi pertimbangan FAA.
 
Setelah kecelakaan Lion Air, FAA memerintahkan Boeing memperbarui manual serta persyaratan pelatihan, dan menyelesaikan "peningkatan kontrol penerbangan" termasuk sistem anti-macet paling lambat April.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan