"Ini adalah langkah positif yang akan mencegah kenaikan tarif lebih lanjut, yang akan berbahaya bagi ekonomi AS dan Tiongkok," kata Ekonom dan Rekan Senior Dewan Hubungan Luar Negeri Edward Alden, seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu, 21 Desember 2019.
Sementara itu, Rekan Senior Institut Studi Tiongkok-Amerika yang berbasis di Washington, Sourabh Gupta, juga sependapat dengan pernyataan Alden. Menurutnya kesepakatan yang dicapai AS dan Tiongkok cukup baik. Kondisi ini menandakan Tiongkok dan AS telah meletakkan ego terkait pertengkaran perdagangan di antara keduanya.
"Ini adalah kesepakatan yang cukup baik. Ini menandakan bahwa Tiongkok dan AS telah mampu meletakkan pertengkaran perdagangan, investasi, dan hak kekayaan intelektual mereka. Kemudian, bergerak ke arah yang benar dalam hal penting menstabilkan hubungan ekonomi," kata Gupta.
Meski ini merupakan jalan panjang dan berputar-putar untuk mencapai kesepakatan fase-satu, Ketua Yayasan Kuhn Robert Kuhn menambahkan, namun itu baik untuk Amerika Serikat dan Tiongkok serta bagi dunia. Bahkan bukan tidak mungkin kesepakatan komprehensif memicu katalis positif lebih besar lagi di kemudian hari.
"Perjanjian itu diukur dan seimbang, dinegosiasikan dengan hati-hati untuk mencapai beberapa tujuan spesifik sekarang dan guna mempersiapkan jalan untuk melanjutkan kesepakatan tentang masalah-masalah sulit di masa depan," kata Kuhn.
Sebelumnya, Tiongkok dan Amerika Serikat telah menyetujui teks perjanjian ekonomi dan perdagangan fase satu berdasarkan prinsip kesetaraan dan saling menghormati. Langkah positif ini diharapkan memicu kedua belah pihak terus menjalin kerja sama guna menyepakati perjanjian perdagangan secara keseluruhan.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Tiongkok teks ini mencakup sembilan bab yakni kata pengantar, hak kekayaan intelektual, transfer teknologi, makanan dan produk pertanian, layanan keuangan, nilai tukar dan transparansi, ekspansi perdagangan, penilaian bilateral, penyelesaian sengketa, dan ketentuan akhir.
Adapun kedua belah pihak telah mencapai konsensus bahwa pihak AS akan memenuhi komitmennya untuk menghapuskan tarif tambahan atas produk-produk Tiongkok. Kondisi ini tentu membuat AS memilih untuk memangkas tarif tambahan dibandingkan dengan menaikkannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News