"Mereka (the Fed) harus memotong suku bunga lebih besar dan lebih cepat, dan menghentikan pengetatan kuantitatif konyol mereka SEKARANG," tegas Trump, dalam serangkaian cuitannya di Twitter, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 10 Agustus 2019.
Seruan tersebut datang seiring dengan imbal hasil obligasi Pemerintah AS yang jatuh, baik untuk jangka waktu tiga bulan maupun 10 tahun. Bahkan, permintaan Trump datang tepat ketika ekonomi AS sedang menuju ke krisis keuangan. Tentu ada harapan agar krisis keuangan itu tidak benar-benar terjadi.
Trump telah menjadi kritikus Fed yang gigih meskipun menyetujui penurunan suku bunga seperempat poin pada pertemuannya seminggu yang lalu. Sedangkan pasar keuangan dan pasar saham mengharapkan pemangkasan lain pada pertemuan September, lalu satu atau bahkan dua lagi sebelum akhir tahun.
Namun sayangnya, menunggu bukan pilihan yang dimiliki Trump. Pasalnya, Trump meminta Federal Reserve untuk bertindak sekarang juga guna memangkas suku bunga acuan. Pada titik ini, Trump terpantau terus mengkritik kebijakan yang dikeluarkan Federal Reserve.
"Masalah kita bukan Tiongkok. Kita lebih kuat dari sebelumnya. uang mengalir ke AS sementara Tiongkok kehilangan ribuan perusahaan ke negara lain, dan mata uang mereka dikepung. Masalah kita adalah the Fed. Saya mengakui kesalahan mereka adalah bertindak terlalu cepat dan mengetatkan (kebijakan moneter) terlalu banyak (dan bahwa saya benar!)," tuturnya.
Tweet Trump secara keliru menyiratkan bahwa the Fed masih dalam proses pengetatan kuantitatif, sebuah referensi untuk mengurangi jumlah obligasi yang dipegang the Fed di neraca keuangan. Kondisi itu yang memungkinkan imbal hasil dibatasi yang bergulir setiap bulan.
Di sisi lain, seorang pejabat Federal Reserve memberikan pesan kepada Gedung Putih setelah the Fed membentuk kembali kebijakan moneter terkait volatilitas perdagangan global. Pesan itu menyiratkan jangan terlalu banyak berharap terhadap penurunan suku bunga.
Presiden Federal Reserve St Louis James Bullard mengatakan pergeseran Fed sejak tahun pertama, dari memproyeksikan kenaikan suku bunga berlanjut ke pemotongan suku bunga pada pertemuan pekan lalu, telah membuat kebijakan moneter jauh lebih longgar dan telah cukup mengimbangi ketidakpastian yang disebabkan oleh pertikaian perdagangan AS-Tiongkok.
"Serta perkembangan-perkembangan terkait global. Saya tidak berpikir itu realistis bagi the Fed untuk menanggapi setiap ancaman dan melawan ancaman dalam perang saling balas," kata Bullard, merujuk pada situasi saat ini sebagai "kotak Pandora" yang akan sulit bagi AS, Tiongkok dan negara-negara lain untuk menyelesaikannya dalam waktu dekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News