Mereka akan membahas seruan pendanaan internasional bagi layanan publik yang kewalahan dengan arus pengungsi. Pertemuan itu juga akan membahas pembatasan aliran migran dengan lebih ketat sebagai bagian upaya bersama pertama menyetujui kebijakan umum tentang krisis itu.
"Pertemuan dua hari itu dijadwalkan berakhir dengan pernyataan bersama pada Selasa (hari ini)," kata Menteri Luar Negeri Ekuador, Jose Valencia, kepada para wartawan menjelang pembicaraan.
"Upaya regional akan membantu negara-negara kami menanggapi situasi ini dengan lebih baik sehingga kami dapat mengoordinasikan upaya dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang yang sedang bepergian," lanjut Valencia.
Kolombia, Ekuador, dan Peru meminta pendanaan lebih besar dari negara-negara maju untuk memberikan layanan publik yang saat ini benar-benar kewalahan. Ketiga negara itu telah menerima sebagian besar migran dari Venezuela yang tengah dilanda krisis.
Uni Eropa (UE) mengumumkan paket bantuan senilai USD35 juta pada Jumat, 31 Agustus 2018 untuk mendukung Venezuela baik di dalam negeri maupun di negara-negara penampung para pengungsi.
Menteri-menteri yang hadir dari Argentina, Brasil, Kolombia, Kosta Rika, Cile, Meksiko, Panama, Paraguay, Peru, Republik Dominika, dan Uruguay akan hadir di pertemuan Quito, kata para pejabat Ekuador.
Venezuela dan sekutunya Bolivia juga telah diundang. Namun, hingga Minggu, 1 September 2018 malam dua negara itu belum memberi isyarat bahwa mereka akan hadir.
Ratusan ribu warga Venezuela berbondong-bondong mengungsi ke negara-negara tetangga. Mereka melarikan diri dari ekonomi yang runtuh di bawah Presiden Nicolas Maduro akibat jatuhnya harga minyak dan salah urus yang menyebabkan kekurangan makanan dan obat-obatan.
"Adalah penting bahwa setiap negara mengambil bagian tanggung jawab," kata Wakil Menteri Perikemanusiaan Ekuador, Santiago Chavez.
Chavez mengatakan, itu akan mencakup Venezuela. Venezuela akan diminta untuk menerapkan kebijakan sehingga migrasi Venezuela setidaknya dapat ditangani di negara tuan rumah.
Chavez mengatakan, pertemuan luar biasa Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) pada 5 September akan menjadi pengaturan yang tepat untuk mendiskusikan politik di Venezuela.
"Di Quito, kami akan fokus pada masalah pada isu-isu politik yang lebih pragmatis," katanya. (Media Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News