Menukil voanews.com, Senin, 27 Mei 2019, runtuhnya perekonomian Venezuela juga akibat kurangnya makanan dan obat-obatan di negara itu. Hal tersebut menyebabkan krisis kemanusiaan besar-besaran dengan proporsi yang mencolok.
Saat ini rakyat Venezuela menyerah menggunakan mata uang akibat tingkat devaluasi yang tinggi. Alhasil, rakyat Venezuela kembali beralih dengan cara barter untuk barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Di pasar lokal negara bagian Vargas, misalnya. Para nelayan saling bertukar ikan hasil tangkapan untuk mendapatkan makanan demi kebutuhan sehari-hari mereka.
"Kami menerima bahan-bahan pangan seperti beras, terigu, dan gula. Karena orang tidak punya uang tunai sama sekali," ujar salah satu nelayan, Rodriguez.
Rodriguez melanjutkan, sebagian warga bahkan menukarkan sekotak makanan yang diberikan pemerintah. Subsidi makanan dari pemerintah itu berisi sedikit protein hewani dengan ikan hasil tangkapannya.
Menurutnya, listrik yang sering mati membuat nelayan kesulitan menyimpan ikan hasil tangkapan. Kondisi itu membuat mereka memaksa menjual hasil tangkapannya secepat mungkin.
"Segalanya tergantung pada jenis ikan. Anda bisa membeli satu kilogram ikan termahal dan ditukar dengan dua kilogram beras," jelas nelayan lainnya, Roy Zabala.
Tak hanya di pasar lokal negara bagian Vargas, sistem barter untuk membeli bahan-bahan pokok juga dilakukan di media sosial. Warga Venezuela menggunakan media sosial untuk menukarkan barang seperti produk sanitasi pribadi dan obat-obatan.
Kementerian Pertanian Venezuela juga melakukan bisnis serupa untuk memenuhi kebutuhan benih tanaman. "Petani-petani dari seluruh negeri datang untuk menukarkan benih-benih tanaman mereka dengan produk-produk lain," tukas peneliti dari Institut Penelitian Pertanian Venezuela, Maria Garcia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id