Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, Scenaider C.H Siahaan mengatakan, jika melebihi angka itu maka pasar akan bereaksi negatif.
Dia mengatakan selama ini pasar keuangan sudah memperhitungkan (price in) kenaikan tersebut dalam batas 25 basis poin. Itu berarti dari kisaran 0,5-0,75 persen menjadi 0,75-1 persen.
"Kalau dia meleset naikin 50 basis pon, maka market akan goyang," kata Scenaider di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu 13 Maret 2017.
Dia mengatakan, jika negatif, maka pemerintah akan memberikan tekanan bagi penerbitan utang karena yield-nya akan ikut melonjak.
"Kalau Fed naikin pasarnya goyang, harusnya enggak dieksekusi, rugi kita risikonya berbede. Kalau 25 basis poin sudag dengan kondisi sekatang, yield-nya enggak akan naik juga," ujar dia.
Sekadar informasi, tahun ini target penerbitan utang sebesar Rp384,7 miliar. Sementara target bruto Surat Berharga Negara (SBN) Rp597,03 triliun.
Jika dirinci jumlah SBN bruto terdiri dari SBN netto sebesar Rp399,99 triliun untuk menutupi defisit anggaran 2,41 persen, ditambah untuk membayar utang yang jatuh tempo di tahun depan Rp164,02 triliun, SBN cash management sebesar Rp30 triliun serta rencana buy back Rp3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id