Pembuat Kebijakan ECB Ignazio Visco mengatakan, investor mulai khawatir bahwa potensi ekonomi yang terjadi antara kandidat eurosceptic Marine Le Pen dan Jean-Luc Mélenchon akan mengajukan pertanyaan tentang masa depan Perancis di zona euro dan kelangsungan hidup euro.
Hal ini pada gilirannya dapat mengusir simpanan bank dan mendorong biaya pinjaman, yang diukur dengan imbal hasil obligasi, untuk pemerintah yang sarat utang seperti Italia, seperti yang terjadi selama krisis utang 2010-2012.
"Masalahnya lebih panjang dan berkaitan dengan apa yang terjadi pada selisih (antara imbal hasil obligasi pemerintah di berbagai negara) tapi ini mengatasi intervensi moneter," kata Visco, yang mengepalai Bank of Italy, seperti dikutip dari Reuters, Senin 24 April 2017.
ECB berada di jalur untuk membeli sebesar 2,3 triliun euro (USD2,47 triliun) yang sebagian besar merupakan obligasi pemerintah untuk meningkatkan inflasi di zona euro namun dilarang oleh perjanjian Eropa dari pendanaan langsung pemerintah.
.jpg)
Markas besar European Central Bank di Frankfurt, Jerman (REUTERS/Ralph Orlowski)
Le Pen menjanjikan referendum mengenai keanggotaan euro Perancis. Sementara Mélenchon berjanji untuk mengakhiri kemerdekaan ECB, yang bertanggung jawab mengendalikan inflasi di zona euro, dan merombak Uni Eropa atau mengadakan referendum untuk meninggalkannya.
Karena Perancis adalah ekonomi terbesar kedua zona euro, banyak yang takut kepergiannya akan menyebabkan seluruh klub mata uang runtuh. Visco dan mitranya dari Austria, Ewald Nowotny mengatakan, bahwa ECB telah siap untuk memberikan bantuan darurat kepada pemberi pinjaman, sebuah jalur yang digunakan untuk menopang sektor perbankan Yunani.
"Jika harus ada masalah bagi bank-bank Perancis tertentu yang likuiditas berada di posisi bijaksana maka ECB memiliki bantuan darurat, tapi kami tentu tidak mengharapkan adanya gerakan khusus," kata Nowotny di Washington.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News