Mengutip Antara, Selasa, 2 April 2019, Melrose Industries, sebuah perusahaan berbasis di London yang berspesialisasi dalam membeli dan meningkatkan perusahaan berkinerja buruk, melonjak 3,58 persen, menjadi peraih keuntungan tertinggi dari saham-saham unggulan.
Diikuti oleh saham perusahaan perbankan terkemuka Standard Chartered dan perusahaan rental peralatan industri Inggris Ashtead Group, yang masing-masing bertambah sebesar 3,43 persen dan 3,29 persen.
Sementara itu, EasyJet, maskapai penerbangan Inggris berbiaya rendah, menderita kerugian terbesar di antara saham-saham unggulan, dengan harga sahamnya anjlok sebesar 9,71 persen. Disusul oleh saham Tui, kelompok pariwisata terintegrasi berbasis di Jerman, yang merosot 3,05 persen, serta SSE, sebuah perusahaan energi Skotlandia, turun 2,70 persen.
Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 329,74 poin atau 1,27 persen menjadi 26.258,42 poin. Indeks S&P 500 naik 32,79 poin atau 1,16 persen menjadi 2.867,19 poin. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 99,59 poin atau 1,29 persen menjadi 7.828,91 poin.
Indeks acuan S&P 500, yang hanya 2,2 persen di bawah rekor penutupan tertinggi pada September, memicu pola golden cross, di mana rata-rata pergerakan 50-hari melintas di atas rata-rata pergerakan 200-hari. Banyak yang percaya sinyal teknis ini bisa menandakan lebih banyak keuntungan untuk saham dalam jangka pendek.
Keuntungan di pasar-pasar ekuitas global didorong oleh data yang menunjukkan bahwa sektor manufaktur Tiongkok secara tak terduga kembali ke pertumbuhan pada Maret untuk pertama kalinya dalam empat bulan.
"Angka-angka Tiongkok bangkit kembali, dan orang-orang mengambil lebih banyak risiko hari ini karenanya," kata Kepala Strategi Pasar JonesTrading Michael O'Rourke, di Greenwich, Connecticut.
Angka manufaktur AS untuk Maret juga lebih baik dari yang diperkirakan, membantu investor mengabaikan data penjualan ritel lemah untuk Februari. Sedangkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global telah meredupkan sentimen sejak Federal Reserve mengumumkan pada akhir Januari bahwa pengetatan moneternya akan berakhir lebih awal.
Langkah the Fed itu diambil karena pihaknya mengutip arus lintas yang memengaruhi perekonomian. Pergeseran dalam kebijakan the Fed mendorong imbal hasil pada obligasi pemerintah 10-tahun di bawah imbal hasil surat utang tiga bulan pekan lalu untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News