Brexit. Dok; AFP.
Brexit. Dok; AFP.

Pelaku Bisnis Inggris Tuntut Dihentikannya 'Sinetron' Brexit

Arif Wicaksono • 05 November 2017 14:43
medcom.id, London: Pelaku bisnis Inggris menyerukan diakhirinya "sinetron" Brexit dan kembali ke semangat persatuan nasional yang terakhir terlihat pada Perang Dunia II. Kepastian ini perlu untuk mendorong hubungan Inggris dengan Uni Eropa.
 
Presiden Konfederasi Pelaku Industri Inggris Paul Drechsler akan mengajukan sebuah "strategi tunggal yang jelas" dalam sebuah pidato pada Senin 6 November 2017 dalam konferensi tahunan CBI di London. 
 
Dia tidak akan malu untuk mengkritik  Perdana Menteri Theresa May, dengan teguran keras atas "pendekatan episodik" yang selama ini terjadi  untuk menegosiasikan Brexit. 

"Saya teringat opera sabun, dengan episode yang berbeda setiap minggunya," kata Drechsler, sebelum mencantumkan intervensi Brexit perdana dikutip dari Bloomberg, Minggu 5 November 2017. 
 
Inggris menghadapi tekanan dari pelaku bisnis tentang kepastian Inggris akan meninggalkan UE, dengan atau tanpa kesepakatan yang direncanakan pada Maret 2019.
 
Gubernur Bank of England Mark Carney bahkan mengatakan bahwa Brexit adalah penentu terbesar prospek ekonomi Inggris. 
 
Sejauh ini perusahaan menahan keputusan investasi saat mereka masih menunggu peralihan Brexit. Beberapa bank termasuk Goldman Sachs Group Inc. dan UBS AG sudah siap untuk memindahkan pekerjanya ke daratan Eropa. 
 
"Jika Inggris gagal mencapai kesepakatan UE, Brexit akan berdampak kepada 75 ribu pekerjaan di bidang perbankan dan asuransi," ujar regulator perbankan Inggris terkemuka, Sam Woods. 
 
Deutsche Bank AG akan memindahkan sekitar 4.000 pekerja  ke Frankfurt dan Berlin karena Brexit. UBS Group AG akan mulai memindahkan karyawan berbasis di London ke sejumlah kantor dalam negara UE pada tahun depan.
 
CEO Goldman Sachs Group Inc Lloyd Blankfein telah memberi isyarat di Twitter dalam beberapa pekan terakhir bahwa dia akan menghabiskan lebih banyak waktu di Frankfurt, dan mungkin tidak akan membawa semua pekerja di kantor baru bank itu yang berlokasi di London. 
 
Yang paling mendesak bagi perusahaan Inggris adalah kebutuhan untuk menentukan kesepakatan- kesepakatan transisi untuk memperlancar kepergian dari blok perdagangan terbesar di dunia itu. 
 
"Brexit hanya 508 hari lagi. Tapi bagi banyak pelaku bisnis, jam alarm mereka lebih awal dari itu. " kata Drecshler yang kelompok lobinya mewakili 190 ribu bisnis yang mempekerjakan hampir 7 juta orang. 
 
Drechsler mengatakan bahwa politisi Inggris harus bersatu dalam visi Brexit yang digariskan pada bulan Mei dalam sebuah pidato di Florence, yang mencakup seruan untuk fase transisi dua tahun setelah Brexit selama hubungan dengan Uni Eropa tidak akan berubah drastis.
 
"Saya tahu Brexit adalah masalah besar. Tapi parlemen memiliki sejarah yang membanggakan untuk menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan kerjasama yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada 30-an, setelah Depresi Besar, dan selama Perang Dunia Kedua, di bawah pemersatu besar, Sir Winston Churchill. Kita membutuhkan semangat itu lagi dan kita membutuhkannya sekarang," kata dia. 
 
Perusahaan Inggris tidak hanya memikirkan kemampuan masa depan mereka untuk berdagang dengan UE. Keprihatinan mendesak lainnya yang dialami perusahaan inggris termasuk regulasi pasca-Brexit dan ketersediaan tenaga kerja setelah itu.  
 
Industri utama termasuk layanan kesehatan, konstruksi dan perhotelan bergantung pada warga EU. Selama ini tingkat pengangguran Inggris berada pada titik terendah selama 42 tahun yakni 4,3 persen. May menginginkan negosiasi Brexit untuk membahas hubungan perdagangan masa depan dan kesepakatan transisi sebelum akhir tahun.
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan