Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Iman Pambagyo (kanan). (FOTO: dok Kemendag)
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Iman Pambagyo (kanan). (FOTO: dok Kemendag)

RI Jaga Momentum Perundingan Dagang dengan Uni Eropa

Ilham wibowo • 15 Maret 2019 18:46
Brussels: Indonesia dan Uni Eropa (EU) melanjutkan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) putaran ke-7. Kedua negara perlu menjaga momentum penyelesaian kesepakatan.
 
Putaran kali ini merupakan putaran penuh pertama di 2019 dan ditutup pada Jumat, 15 Maret 2019 di Brussel, Belgia. Serangkaian kegiatan intersesi juga telah dilakukan baik di Brussels maupun Jakarta sejak Januari dan Februari tahun ini.
 
"Kami berkomitmen bahwa pada perundingan kali ini, kedua negara harus berupaya membuat kemajuan sebanyak mungkin dan menjaga momentum menuju penyelesaian secepatnya," ungkap Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo melalui keterangan tertulisnya, Jumat, 15 Maret 2019.

Iman yang juga bertindak sebagai ketua perunding delegasi Indonesia mengatakan ada 16 isu yang dibahas untuk mencapai kesepakatan penuh. Ia mengupayakan hasil perundingan dapat diselesaikan tahun ini.
 
Adapun 16 isu tersebut yakni perdagangan barang, energi dan bahan baku, keterangan asal, bea cukai dan fasilitasi perdagangan, sanitasi dan fitosanitasi, instrumen pengamanan perdagangan, perdagangan jasa, investasi, usaha kecil menengah, hak kekayaan intelektual, belanja negara, kerja sama ekonomi dan peningkatan kapasitas (ECCB), perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, transparansi dan praktik penerapan peraturan yang baik, kelembagaan dan hasil kesepakatan akhir, serta penyelesaian sengketa.
 
Sedangkan isu sistem pengadilan persaingan dan investasi (ICS) tidak dibahas pada putaran ini. Adapun isu hambatan teknis perdagangan dan perusahaan milik negara (SOEs) dibahas melalui konferensi video digital (DVC).
 
"Saya meminta kepada para perunding agar membagi isu runding menjadi tiga kategori, yaitu isu teknis, kebijakan, dan politis," kata Iman.
 
Isu bersifat teknis dan perlu disusun paragraf dapat diselesaikan dalam perundingan ini. Kesulitan akan dikelompokkan ke dalam bagian isu kebijakan dan isu politis yang perlu diangkat ke tingkat lebih tinggi.
 
"Saya cukup senang karena delegasi kedua negara telah mengidentifikasi kategori tersebut sehingga memperlancar perundingan di putaran ini dan menghindari kemacetan perundingan,” ujar Iman.
 
Seluruh kelompok kerja juga diminta ketua juru runding untuk menetapkan rencana kerja dan target yang jelas dalam setiap putaran. Tahapan ini menjadi pedoman konkret para perunding di setiap kelompok kerja dan subkelompok kerja untuk membuat capaian realistis di setiap perundingan.
 
Adapun Delegasi Indonesia telah membuat usulan rencana penyelesaian perundingan kepada pihak Uni Eropa dan diharapkan dapat menjadi pegangan para juru runding untuk segera menyelesaikan perundingan CEPA. Putaran ke-7 ini dapat dikatakan sebagai putaran tengah sebelum menuju garis akhir perundingan I-EU CEPA yang diharapkan secara substantif dapat dicapai akhir tahun ini atau awal tahun depan.
 
"Untuk itu, delegasi kedua negara harus membuat target realistis dan melakukan pertemuan yang lebih intensif, baik langsung maupun melalui wahana digital," papar Iman.
 
Lebih lanjut, Iman menegaskan bahwa dengan diselesaikannya perundingan dengan EFTA dan Australia, perundingan dengan Uni Eropa ini menjadi prioritas utama di samping perundingan RCEP. Selama perundingan lima hari tersebut, para negosiator dari seluruh kelompok kerja berupaya menyelesaikan beberapa bab, seperti instrumen pengamanan perdagangan, prosedur bea cukai dan memfasilitasi perdagangan, dan sanitasi dan fitosanitasi.
 
"Untuk kelompok kerja lainnya, pembahasan akan dilakukan pada perundingan putaran selanjutnya yang direncanakan berlangsung sekitar Juli 2019 atau melalui intersesi," ujar Direktur Perundingan Bilateral Made Marthini, yang juga bertindak sebagai Sekretaris Delegasi RI pada I-EU CEPA.
 
Pada 2018, nilai ekspor dan impor Indonesia ke Uni Eropa masing-masing sebesar USD17,1 miliar dan USD14,1 miliar. Adapun total perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa mencapai USD31,2 miliar atau meningkat 8,29 persen dibandingkan periode yang sama di 2017 (YoY).
 
Uni Eropa adalah tujuan ekspor dan asal impor nonmigas terbesar ke-3 bagi Indonesia. Selain itu, ekspor Indonesia ke Uni Eropa juga meningkat 4,59 persen dengan neraca perdagangan surplus bagi Indonesia selama kurun waktu lima tahun terakhir. Sementara nilai investasi Uni 
Eropa di Indonesia tercatat senilai USD3,2 miliar pada 2017.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan