Ilustrasi (FOTO: AFP)
Ilustrasi (FOTO: AFP)

Pertumbuhan Investasi Luar Negeri Tiongkok Diramal Melambat

Husen Miftahudin • 24 Agustus 2019 18:01
Beijing: Menurut lembaga pemeringkat kredit, Moody's Investors Service, pertumbuhan investasi luar negeri Tiongkok kemungkinan melambat atau bahkan menurun dalam beberapa tahun mendatang. Kondisi itu lantaran risiko geopolitik dan ekonomi di seluruh dunia meningkat.
 
Dalam sebuah laporan yang dirilis, Moody's mengatakan, perusahaan infrastruktur Tiongkok akan lebih selektif ketika berinvestasi dalam proyek-proyek di luar negeri. Moody's menambahkan investasi luar negeri akan tetap pada tingkat yang solid, tetapi perusahaan akan mengambil pendekatan yang lebih hati-hati untuk memutuskan berinvestasi.bbbbbbbbbbbbb
 
"Terutama di pasar negara berkembang dan perbatasan. Itu karena peningkatan kesadaran tentang risiko. Kesadaran ini berasal dari pelajaran yang kadang-kadang sulit. Perusahaan belajar dari ekspansi di sektor ini dan di perbatasan selama beberapa tahun terakhir," tulis para penulis laporan di Moody's, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 24 Agustus 2019.

Selama bertahun-tahun, investasi langsung luar negeri Tiongkok terpantau tetap tumbuh, didorong oleh program kebijakan pemerintah seperti Belt and Road Initiative. Proyek itu merupakan kebijakan luar negeri andalan dari Presiden Tiongkok Xi Jinping dan dipandang sebagai upaya Tiongkok untuk memperluas pengaruhnya.
 
Proyek tersebut dicapai dengan mendanai atau mengambil proyek infrastruktur utama di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang. Proyek besar ini bertujuan untuk menghubungkan lebih dari 60 negara di Asia, Eropa, Afrika dan Timur Tengah melalui rute darat dan laut.
 
Investasi langsung luar negeri di Tiongkok melonjak 49,3 persen pada 2016, namun diikuti oleh penurunan yang terjadi selama dua tahun berturut-turut. Tercatat investasi langsung luar negeri turun 23 persen secara tahun ke tahun pada 2017, dan turun 13,6 persen pada 2018 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, catat Moody, mengutip data Pemerintah Tiongkok.
 
Setelah puncaknya pada 2016, menurut Moody's, pertumbuhan mulai melambat sebagai akibat dari kontrol peraturan dan kondisi likuiditas yang lebih ketat di Tiongkok. Dalam hal ini, Moody's juga percaya pelemahan investasi pada 2018 mencerminkan mundurnya perusahaan infrastruktur.
 
Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara seperti Pakistan, Malaysia, dan Sierra Leone mengesampingkan atau membatalkan komitmen yang direncanakan untuk proyek Belt and Road. Pembatalan itu karena berbagai alasan termasuk perubahan politik dan perlawanan dari masyarakat lokal.
 
"Sengketa perdagangan AS-Tiongkok juga memengaruhi pandangan negara lain tentang investasi oleh perusahaan Tiongkok dan pandangan perusahaan Tiongkok tentang berinvestasi di negara lain," pungkas laporan Moody's.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan