Presiden Amerika Serikat Donald Trump (FOTO: AFP)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (FOTO: AFP)

Trump Tuduh Tiongkok Manipulasi Mata Uang

Angga Bratadharma • 10 Agustus 2019 16:05
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuduh Tiongkok memanipulasi mata uangnya karena perang perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia ini terus meningkat. Bahkan, perang dagang kian memanas ketika Trump lagi-lagi berulah dengan menaikkan tarif impor terhadap Tiongkok di tengah negosiasi dagang.
 
"Tiongkok menurunkan harga mata uang mereka ke level terendah dalam sejarah. Ini disebut manipulasi mata uang. Apakah Anda mendengarkan Federal Reserve? Ini adalah pelanggaran besar yang akan sangat melemahkan Tiongkok dari waktu ke waktu!" kata Trump dalam tweet, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 10 Agustus 2019.
 
Tiongkok -yang secara historis mengendalikan mata uangnya- memungkinkan yuan jatuh ke level terendah dalam lebih dari satu dekade. Yuan diperdagangkan di atas USD7 per yang artinya membuat produk Tiongkok lebih murah. Kondisi ini tentu akan memberikan keuntungan dari sisi perdagangan Tiongkok yang akhirnya menunjang perekonomian.

Sedangkan bank sentral Tiongkok (PBoC) membantah mendevaluasi yuan sebagai perlawanan terhadap tarif AS. Gubernur PBoC Yi Gang mengatakan Tiongkok tidak akan terlibat dalam devaluasi kompetitif, tidak menggunakan nilai tukar untuk tujuan kompetitif, dan tidak menggunakan nilai tukar sebagai alat untuk menangani gangguan eksternal seperti sengketa dagang.
 
Komentar Trump datang kurang dari tiga bulan setelah pemerintahannya memutuskan untuk tidak menyebut Tiongkok sebagai manipulator mata uang. Tidak ada negara yang disebut manipulator sejak pemerintahan Clinton melakukannya untuk Tiongkok pada 1994.
 
Tweet Trump muncul empat hari setelah ia mengumumkan tarif 10 persen untuk sisa impor Tiongkok sebesar USD300 miliar. Angka itu sebelumnya telah lolos dari pungutan AS. Tarif tambahan akan mulai berlaku pada 1 September, ketika pejabat Tiongkok dijadwalkan untuk bertemu dengan rekan-rekan AS mereka di Washington.
 
Adapun Trump ingin memberi petani, yang telah terpukul keras oleh perang dagang, jaminan bahwa Tiongkok bakal meningkatkan pembeliannya kepada AS. Tetapi Lighthizer dan Mnuchin menyampaikan kepada Presiden dalam pertemuan di Oval Office bahwa perundingan di Shanghai tidak memiliki hasil yang diinginkannya, menurut sumber-sumber Journal.
 
Sementara itu, Analis Grup Eurasia menilai langkah mengejutkan Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan tarif baru pada Tiongkok adalah kesalahan serius dalam membaca poin yang diberikan Beijing. Sejauh ini, negosiasi perdagangan antara AS-Tiongkok masih belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan signifikan.
 
Analis Grup Eurasia Michael Hirson, Paul Triolo, dan Jeffrey Wright menulis eskalasi terbaru mengisyaratkan kembalinya cara Trump bernegosiasi dengan Tiongkok -dengan mencoba membangun lebih banyak pengaruh terhadap Beijing di tengah pembicaraan yang sedang berlangsung- sebelum kedua belah pihak sepakat untuk gencatan senjata pada akhir Juni.
 
"Ancamannya adalah pertaruhan serius bagi Trump. Ini kemungkinan menandakan bahwa ia akan lebih memilih untuk mencapai kesepakatan dengan syarat-syaratnya sebelum pemilihan Presiden 2020. Dan bersedia menggunakan alat yang dimilikinya untuk membangun tekanan pada Tiongkok untuk tujuan itu," kata mereka.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan