Ilustrasi (AFP PHOTO/Bryan R. Smith)
Ilustrasi (AFP PHOTO/Bryan R. Smith)

Bursa Wall Street Ditutup Bervariasi

25 Juni 2019 07:01
New York: Saham-saham di bursa Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB). Kondisi itu terjadi karena investor menunggu pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell untuk mencari lebih banyak petunjuk tentang langkah kebijakan moneter bank sentral berikutnya.
 
Mengutip Antara, Selasa, 25 Juni 2019, indeks Dow Jones Industrial Average naik tipis 8,41 poin atau 0,03 persen menjadi 26.727,54 poin. Indeks S&P 500 turun 5,11 poin atau 0,17 persen menjadi 2.945,35 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup 26,01 poin atau 0,32 persen lebih rendah menjadi 8.005,70 poin.
 
Pekan lalu, the Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga federal fund atau Federal Funds Rate (FFR) di 2,25 persen hingga 2,5 persen. Namun Fed mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga tahun ini, dengan mengatakan akan bertindak sewajarnya untuk mempertahankan ekspansi.

Para pelaku pasar percaya bahwa pemotongan suku bunga Fed akan menjadi kepastian pada Juli, karena probabilitas pelonggaran dalam suku bunga the Fed tetap 100 persen pada Senin 24 Juni, menurut alat FedWatch CME Group.
 
Powell dijadwalkan akan membahas tantangan yang dihadapi ekonomi AS dan kebijakan-kebijakan bank sentral pada Dewan Hubungan Luar Negeri di New York City pada Selasa waktu setempat.
 
Di sisi ekonomi, investor terus mencerna data terbaru yang keluar lebih lemah dari yang diharapkan. Indeks Output Komposit IHS dari IHS Markit Flash yang disesuaikan secara musiman, turun menjadi 50,6 pada Juni dari 50,9 pada bulan sebelumnya.
 
Angka tersebut menandai ekspansi aktivitas bisnis terlemah selama lebih dari tiga tahun, karena pertumbuhan output sektor swasta negara itu telah menurun sejak Februari, karena kondisi ekonomi domestik yang kurang menguntungkan dan kecenderungan untuk penghindaran risiko yang lebih besar.
 
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menjatuhkan sanksi ekonomi tambahan terhadap Iran, termasuk sanksi keras terhadap Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan banyak lainnya. Trump mengklaim langkah itu datang setelah serangkaian perilaku agresif oleh rezim Iran dalam beberapa pekan terakhir.
 
Namun demikian, Trump pada Jumat 21 Juni membatalkan serangan balasan ke negara Timur Tengah pada menit terakhir setelah pesawat tersebut ditembak jatuh, yang membatasi kenaikan harga minyak. Ekspor minyak mentah Iran telah menurun sejauh ini menjadi 300 ribu barel per hari (bph) atau kurang, karena sanksi AS yang meningkat.
 
"Saya pikir beberapa premi risiko yang terbangun karena ketegangan AS dengan Iran sedikit berkurang. Saya kira kita juga mulai melihat kekhawatiran ekonomi dan kekhawatiran permintaan muncul kembali untuk pasar," kata John Kilduff, mitra di Again Capital Management di New York.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan