The Financial Stability Board (FSB), yang mengkoordinasikan regulasi keuangan di seluruh negara di G20, telah memperkenalkan aturan untuk memaksa pemberi pinjaman menahan lebih banyak modal usai runtuhnya Lehman Brothers yang saat itu memicu terjadinya krisis keuangan.
"Peristiwa tahunan ini telah menunjukkan perbaikan yang sebelumnya menyebabkan krisis keuangan. Dan sekarang aturan ini membantu dan mendukung secara kuat pertumbuhan yang berkelanjutan dan seimbang," kata Ketua FSB Mark Carney, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (31/8/2016).
Carney mengatakan bahwa dewan akan membuat rekomendasi pada awal 2017 untuk mengurangi kembali kesalahan usai banyak bank telah didenda miliar dolar. Selain itu, FSB juga akan menyoroti masalah regulasi di tahun depan terkait berkembangnya teknologi di industri keuangan atau di sektor fintech.
FSB telah mempelajari aturan yang sudah diperkenalkan, untuk mengetahui apakah sejauh ini telah memberi efek yang diinginkan atau memberi efek yang tidak diinginkan. Namun, industri perbankan berpendapat aturan itu membuat biaya tidak ekonomis terkait ketersediaan obligasi yang dibutuhkan untuk membeli atau menjual untuk menjaga agar likuidistas tetap cair.
Carney mengatakan, ada bukti bahwa aturan baru telah merugikan ketersediaan likuiditas di situasi normal. Akan tetapi, FSB akan menggali lebih dalam untuk meningkatkan penggunaan platform terkait perdagangan obligasi dan juga mengenai penggunaan perdagangan menggunakan komputerisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
