"Sama halnya dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri ke empat ini juga sedikit banyak akan mengubah landskap politik dan ekonomi global," kata Wapres Jusuf Kalla.
Ini disampaikannya melalui video yang ditayangkan dalam gala dinner dan penganugerahan penghargaan "Benevolence Award" oleh ASEAN Strategy and Leadership Institute (ASLI). Acara yang merupakan bagian The 9th World Chinese Economic Summit (WCES) 2017 ini berlangsung di Hong Kong, Senin (13/11/2017) malam.
Menurut Kalla, keunggulan utama penggunaan teknologi informasi adalah efisiensi dan cakupan bisnis lebih luas. Ini telah membuka kesempatan bagi banyak pelaku ekonomi baru, bahkan dari negara berkembang seperti Indonesia, muncul ke permukaan dan menjadi pemain penting di tingkat nasional dan regional.
Namun meski diakui untuk dapat bersaing di tingkat global, butuh usaha lebih. Terlebih bila harus bersaing dengan Google, Amazon atau Alibaba yang saat ini sangat dominan di bidang masing-masing berkat penerapan kecerdasan buatan, teknologi robotik dan Internet of Things.
"Ada dampak negatif yang perlu diantisipasi, yaitu bertambahnya pengangguran dan ketidakseimbangan permintaan dan penawaran," sambungnya.
Padahal saat ini dunia juga sudah kerepotan menghadapi ketegangan di Laut China Selatan dan Semenanjung Korea. Sementara konflik bersenjata di Timur Tengah terus berkepanjangan dan kekerasan di Rakhine yang menyebabkan gelombang pengungsian ke negara-negara sekitarnya. Belum lagi ancaman teror dari ISIS.
Menutup pidatonya, JK menyerukan masyarakat dunia meningkatkan kerja sama mengatasi tantangan-tantangan tersebut. "Kita perlu membuat sebuah sejarah yang dapat menginspirasi generasi berikutnya," serunya.
Di bagian awal pidatonya, Wapres JK menyampaikan terimakasih atas anugerah Benevolence Award dari ASLI. "Ini adalah bentuk nyata dari keinginan kita semua untuk menciptakan dunia yang damai dan sejahtera," ujarnya.
Sebelumnya oleh Chairman ASLI Tan Sri Dr. Jeffrey Cheah di dalam pidato pengantar penganugerahan menjelaskan bahwa penghargaan dari WCES sebenarnya ditujukan bagi para diaspora Tiongkok yang dinilai telah berjasa dan berkontribusi dalam kepemimpinan di berbagai sektor. Namun khusus untuk Benevolence Award ditujukan kepada kepada tokoh non-Tiongkok yang besar kontribusinya dalam memimpin masyarakat. .
"Kami melihat bahwa hanya dengan dasar nilai-nilai moral kebajikan dan budi pekerti yang luhur seseorang bisa melakukan tindakan-tindakan yang berguna bagi lingkungan masyarakatnya," jelasnya.
Tokoh penerima Benevolence Award tahun-tahun sebelumnya antara lain mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan mantan PM Australia Kevin Rudd. Hadir dalam acara semalam adalah Prof. Dr. Din Syamsuddin dalam kapasitasnya selaku Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, perwakilan KJRI Hong Kong dan perwakilan dari Kamar Dagang dan Industri (KADIN).
(KJRI Hong Kong)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id