"Saya tidak yakin mereka punya pilihan. Tetapi untuk berurusan dengan AS, apakah mereka mau atau tidak. Saya tidak mengatakan itu sebagai ancaman," kata Trump, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 31 Agustus 2019.
Bahkan, Trump mengaku para pejabat perdagangan AS telah menerima panggilan dari Tiongkok. Dalam panggilan itu, Beijing mengatakan siap untuk kembali ke meja perundingan. "Tiongkok menyebut tadi malam kepada orang-orang perdagangan utama kita dan berkata 'Ayo kembali ke meja'. Jadi kita akan kembali ke meja," tutur Trump.
"Dan saya pikir mereka ingin melakukan sesuatu. Mereka telah terluka sangat parah tetapi mereka mengerti ini adalah hal yang benar untuk dilakukan dan saya sangat menghormatinya. Ini adalah perkembangan yang sangat positif bagi dunia. Saya pikir kita akan memiliki kesepakatan," tukas Trump.
Di Beijing, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang mengaku tidak mengetahui bahwa panggilan telepon antara kedua pihak telah terjadi. Sedangkan Pemimpin Redaksi Surat Kabar milik Pemerintah Tiongkok, Global Times, Hu Xijin membantah bahwa para negosiator telah melakukan panggilan telepon seperti yang dijelaskan Trump.
"Tiongkok tidak mengubah posisinya. Tiongkok tidak akan menyerah pada tekanan AS," tegas Hu.
Ditanya di G7 tentang laporan bahwa Tiongkok menyangkal panggilan itu terjadi, Trump justru membentak. "Orang Tiongkok tidak mengatakan itu!" tegas Presiden AS Donald Trump seraya mengatakan AS memiliki banyak panggilan di tingkat tertinggi dengan Tiongkok tetapi tidak akan menguraikan rincian panggilan.
Perang perdagangan antara kedua negara adikuasa ekonomi telah meningkat tajam karena kedua belah pihak menampar tarif lebih banyak pada ekspor masing-masing. Sebelum berangkat ke G7, Trump berencana menaikkan bea senilai USD250 miliar pada produk-produk Tiongkok menjadi 30 persen dari 25 persen pada 1 Oktober.
"Selain itu, tarif atas barang-barang Cina USD300 miliar lainnya, yang mulai berlaku pada 1 September, sekarang akan menjadi 15 persen bukan 10 persen," pungkas Trump.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News