Ilustrasi (MI/ROMMY PUJIANTO)
Ilustrasi (MI/ROMMY PUJIANTO)

Kurs Dolar AS Perkasa

15 Juni 2019 11:01
New York: Kurs dolar Amerika Serikat (USD) menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), dengan indeks USD naik ke level tertinggi dalam hampir dua minggu. Hal itu terjadi setelah data penjualan ritel menggembirakan untuk Mei.
 
Data penjualan ritel dirilis menjelang pertemuan kebijakan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) minggu depan, yang mengurangi kekhawatiran bahwa ekonomi negara itu melambat tajam. Tidak ditampik, ekonomi AS sedang tertekan akibat perang dagang yang sedang terjadi dengan Tiongkok.
 
Mengutip Antara, Sabtu, 15 Juni 2019, indeks USD terhadap sekeranjang mata uang terakhir mencapai 97,35, naik 0,53 persen pada hari itu dan tertinggi sejak 3 Juni. Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,1208 dari USD1,1279 di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,2584 dibandingkan dengan USD1,2682 di sesi sebelumnya.

Dolar Australia turun menjadi USD0,6866 dibandingkan dengan USD0,6916. Dolar AS dibeli 108,56 yen Jepang, lebih tinggi dibandingkan dengan 108,32 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9990 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9933 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3416 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,3325 dolar Kanada.
 
Di sisi lain, Departemen Perdagangan AS mengatakan penjualan ritel naik 0,5 persen pada bulan lalu, tepat di bawah ekspektasi para ekonom untuk kenaikan 0,6 persen. Data untuk April direvisi naik menjadi menunjukkan penjualan ritel menguat 0,3 persen, bukannya turun 0,2 persen seperti yang dilaporkan sebelumnya.
 
Dolar AS telah pulih pada minggu terakhir setelah mengawali Juni dengan melemah. Hal itu karena investor mempertimbangkan apakah ekspektasi untuk penurunan suku bunga AS terbilang terlalu dibuat-buat terhadap data atau tidak. Sedangkan investor khawatir bahwa Presiden AS Donald Trump akan mengenakan tarif pada Jepang dan Eropa.
 
Pasalnya kondisi tersebut dapat mengakibatkan bank sentral lebih dovish secara global dan memberikan dolar keuntungan relatif. Ekonomi AS juga dipandang memiliki posisi yang lebih baik untuk menangani ketegangan perdagangan dibandingkan negara lain.
 
"Dolar AS sampai saat ini telah diuntungkan dari berita globalisasi negatif karena sisi domestik ekonomi AS terlihat cukup kuat untuk berurusan dengan headwinds terkait perdagangan," kata Analis Morgan Stanley dalam sebuah laporan.
 
"Negara-negara lain terlihat kurang tangguh dalam menghadapi ketegangan perdagangan karena paparan yang lebih tinggi terhadap permintaan impor global, ketergantungan pada ekspor manufaktur, dan permintaan domestik yang kurang berkembang," kata para Analis Morgan Stanley.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan