Ilustrasi AirAsia -- FOTO: Reuters/Samsul
Ilustrasi AirAsia -- FOTO: Reuters/Samsul

Ingin Semua Orang Nikmati Penerbangan, AirAsia pun Berdiri

Ade Hapsari Lestarini • 02 Januari 2015 13:52
medcom.id, Jakarta: AirAsia sedang menjadi sorotan hangat di Indonesia, bahkan dunia. Musibah yang menimpa maskapai asal Malaysia ini cukup mengejutkan sang pemilik, Tony Fernandes. Duka mendalam pun dirasakan oleh pria kelahiran Malaysia tersebut.
 
Metrotvnews.com, merangkum sejarah berdirinya AirAsia yang sudah dijalankan selama kurang lebih 14 tahun itu. Tony menjadi orang yang pertama menghadirkan penerbangan berbiaya murah di Asia. Maskapai ini dibangun dengan memfokuskan diri pada segmen biaya terjangkau. Impian Tony sederhana, ingin semua orang menikmati layanan penerbangan.
 
"Konsep awalnya sederhana, saya ingin semua orang bisa menikmati penerbangan berbiaya murah," ujar Tony beberapa waktu lalu kepada Metrotvnews.com, usai menunjuk Park Ji Sung sebagai brand ambassador-nya, Desember lalu.

Mengutip laman AirAsia, Jumat (2/1/2015), sejak 2001, AirAsia langsung mengubah norma-norma perjalanan di dunia, dan muncul menjadi yang terbaik. Dengan jaringan rute yang membentang di lebih dari 20 negara, AirAsia terus membuka jalan bagi penerbangan berbiaya terjangkau lewat solusi inovatif, proses efisien dan pendekatan yang baru dalam usaha ini.
 
Visi dan misi AirAsia, bersama anak-anak perusahaan seperti AirAsia X, Thai AirAsia, Indonesia AirAsia, dan Philippines' AirAsia Inc, Tony siap membawa penerbangan berharga terjangkau ke puncak pencapaian dengan motto "Now, Everyone Can Fly".
 
Business Insider melansir, sebelum AirAsia menjadi raksasa penerbangan yang bernilai miliaran dolar AS seperti sekarang, dulu maskapai ini sangat kecil dengan hanya mempunyai dua Boeing 737 Jet, 250 karyawan, dan satu rute. Belum lagi, utang yang saat itu mencapai USD40 juta. Fernandes bersama dengan beberapa koleganya mengambil alih AirAsia dari tangan pemerintahan Malaysia pada Desember 2001. Tony hanya membayar 29 sen dolar AS dan mempunyai kewajiban besar untuk membayar maskapai yang sedang sakit itu.
 
Fernandes, yang ketika itu berusia 37 tahun, sama sekali tidak memiliki pengalaman di bidang penerbangan, tetapi dia mengerti soal wirausaha, rekreasi, dan hiburan di pasar Asia Tenggara. AirAsia memiliki basis di Kuala Lumpur, bersama anak usahanya di Indonesia, India, Thailand, dan Filipina membangun perusahaan. Saat ini dirinya sudah mengoperasikan armada lebih dari 160 pesawat Airbus A320 dan A330 jet seri yang mengangkut lebih dari 230 juta penumpang per tahun.
 
Misi maskapai yang identik berwarna merah dan putih ini menjadi perusahaan terbaik untuk bekerja, di mana para karyawan dianggap sebagai anggota keluarga besar. Lalu menciptakan brand ASEAN yang diakui secara global, mencapai tarif terhemat sehingga semua orang bisa terbang dengan AirAsia, serta mempertahankan produk berkualitas tinggi dengan menggunakan teknologi untuk mengurangi pembiayaan dan meningkatkan kualitas layanan.
 
Nilai utama yang diusung AirAsia pun mengutamakan keselamatan yang bekerja sama dengan penyedia perawatan paling terkenal di dunia dan mematuhi standar operasi penerbangan dunia. Hal tersebut menjadi kunci dalam menyajikan tarif rendah dengan konsisten menjaga biaya tetap rendah.
 
Melihat pasar yang besar di Indonesia, Tony pun masuk ke Tanah Air dengan mendirikan Indonesia AirAsia. Kepemilikan sahamnya di Indonesia sebesar 49 persen melalui AirAsia Investment Limited, Tony berbagi saham dengan pengusaha Indonesia. Mengutip Wikipedia, Indonesia AirAsia didirikan pada September 1999 dengan nama PT AWAIR International.
 
Mereka memulai penerbangan berjadwal ke beberapa kota di Indonesia pada 2000, yang kemudian diikuti pembukaan penerbangan ke luar negeri (Singapura). Persaingan yang ketat di sektor penerbangan di Indonesia membuat AWAIR menghentikan operasinya sekitar setahun kemudian. Pada 2004, AWAIR diambil alih AirAsia, dan mengalihkan orientasi pasarnya ke penerbangan berbiaya rendah. Penerbangan pertamanya dimulai pada Desember tahun itu. Mulai 1 Desember 2005, AWAIR berganti nama menjadi PT Indonesia AirAsia.
 
Di bawah manajemen baru, Indonesia AirAsia awalnya berencana melayani penerbangan berbiaya rendah antara Indonesia dan Singapura, namun dibatalkan setelah Otoritas Dirgantara Singapura (CAAS) menolak permohonan untuk hak pendaratan. Per Mei 2013, armada Indonesia AirAsia mempunyai 22 armada Airbus A320-200 yang berkapasitas 180 penumpang.
 
Indonesia AirAsia pun mengudara di langit Indonesia dengan menjelajah beberapa kota seperti Pulau Jawa (Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta), Bali dan Nusa Tenggara (Denpasar dan Lombok), Pulau Sumatera (Palembang, Pekanbaru, dan Medan).
 
Struktur organisasi yang ada di Indonesia AirAsia saat ini digawangi oleh Presiden Direktur Sunu Widyatmoko, Direktur Ridzki Kramadibrata, Direktur Imron Fadil Siregar, Direktur Rd Achmad Sadikin, Direktur Andy Adrian Febryanto, serta Direktur Perbowoadi.
 
Baca juga:
AirAsia di Bawah Tangan Dingin Tony Fernandes
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan