Langkah Starbucks menggandeng Alibaba dipengaruhi keberadaan gerai kopi lokal baru, Luckin Coffee. Luckin Coffee mengembangkan strategi pemasaran yang agresif dengan layanan berbasis aplikasi seluler.
"Kami optimistis kemitraan dengan Alibaba akan meningkatkan pangsa pasar kopi di Tiongkok," ujar Presiden dan CEO Starbucks Kevin Johnson di Sanghai, Kamis, 2 Agustus 2018.
Johnson menekankan kemitraan itu juga memperkuat strategi pemasaran digital yang dikembangkan perusahaan bermarkas di Seattle. Produk kopi berlogo putri duyung itu akan dipasarkan anak usaha Alibaba yang fokus pada layanan pengiriman makanan, Ele.me.
Sebagai negara yang kental dengan tradisi minum teh, Tiongkok mengalami perubahan konsumsi kopi yang melonjak signifikan. Starbucks pun membidik potensi pasar kopi Tiongkok sebagai sumber pertumbuhan baru. Lebih dari 3.400 gerai kopi yang tersebar di ratusan titik penjuru Tiongkok. Bahkan gerai kopi baru di Tiongkok diketahui buka setiap 15 jam.
Layanan pengiriman makanan dan minuman di Tiongkok tumbuh begitu pesat. Tren tersebut juga didorong perkembangan perdagangan berbasis elektronik (e-commerce), berikut maraknya perusahaan start-up yang memekerjakan kurir dengan menggunakan skuter.
Sejumlah restoran di Tiongkok pun berekspansi dengan membuka gerai khusus yang memberikan layanan pengiriman langsung ke konsumen.
Sayangnya, hingga saat ini Starbucks tampaknya belum menggeluti strategi layanan pemesanan melalui aplikasi seluler. Namun, Starbucks perlu waspada, mengingat Luckin Coffee gencar menggaet pasar kopi Tiongkok yang sebelumnya dimonopoli perusahaan kopi asal AS itu. Luckin Coffee bahkan menargetkan lebih dari 2.000 gerai kopi sampai akhir 2018. (Media Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News