Salah satu ancaman yang saat ini ada, yakni penyebaran virus korona di Tiongkok. Sebagai negara perekonomian terbesar kedua di dunia, tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan berdampak ke pertumbuhan ekonomi global.
"Virus korona mesti menjadi perhatian yang cukup serius. Bukan hanya berdampak kepada ekonomi Tiongkok, tetapi juga dunia. Ini tidak hanya masalah Tiongkok, tetapi juga akan menjadi masalah dunia," kata dia di Gedung BKPM, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Senin, 17 Februari 2020.
Dirinya menambahkan perkembangan global lainnya juga berpotensi mengancam upaya perbaikan ekonomi dunia. Pertama, pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS), serta kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) yang diprediksi semakin dovish.
Sementara itu, hubungan Inggris yang akhirnya keluar dari Uni Eropa juga membuat situasi global penuh ketidakpastian. Ditambah lagi pertumbuhan ekonomi negara Asia, bahkan Asia Tenggara yang diprediksi mengalami tekanan.
Untuk itu, pemerintah akan memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai alat menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global. Pemerintah akan berhati-hati dalam mengelola berbagai risiko yang mungkin saja terjadi.
"Kita akan sangat berhati-hati karena momentum pertumbuhan ekonomi justru melemah sejak pertengahan tahun lalu. Ini tergambar dari perekonomian kuartal IV tahun lalu," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News