"Saya pikir kita berada dalam periode yang berkepanjangan dari ketegangan yang terus meningkat. Satu masalah adalah bahwa kedua belah pihak berpikir mereka memiliki tangan di atas dalam perdebatan ini," kata Deborah Elms, seperti dikutip dari CNBC, Selasa, 28 Agustus 2018.
Komentarnya muncul setelah Amerika Serikat dan Tiongkok menampar tarif baru satu sama lain pada Kamis lalu dan pertemuan dua hari mereka berakhir tanpa terobosan besar. Deborah menilai situasinya akan memburuk dalam beberapa bulan ke depan melalui pemilihan paruh waktu AS.
Pengamat pasar kini terus memantau putaran lain dari tarif AS senilai USD200 miliar atas barang Tiongkok. Seperti yang telah dicatat oleh para analis, Tiongkok tidak mengimpor cukup barang AS untuk dapat mencocokkan tarif potensial Washington. Kondisi ini yang akhirnya turut meningkatkan tensi konflik di antara kedua negara.
Deborah menilai jika mereka tidak dapat mencocokkan apa yang diinginkan AS mereka harus melakukan sesuatu yang lain dan itu akan berada di layanan. Tidak ditampik, AS akan memberikan balasan atas apa yang dilakukan oleh Tiongkok, sejalan dengan keinginan Trump menyehatkan postur perekonomian AS.
"Perusahaan AS yang beroperasi di Tiongkok harus siap untuk lebih banyak pengawasan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id