singapore dok: reuters
singapore dok: reuters

Singapura akan berusaha kurangi Koefisien Gini

Arif Wicaksono • 16 Agustus 2015 19:03
Metrotvnews, Singapura: Deputy Prime Minister Tharman Shanmugaratnam mengatakan akan berusaha menurunkan tingkat rasio gini tanpa perlu menaikan pungutan pajak kepada masyarakatnya. 
 
“Singapura akan menurunkan tingat koefisien gini, namun tidak dengan menaikan pajak kepada masyarakatnya,” ujar dia seperti dikutip Strait Times, Singapura, Minggu (16/8/2015)
 
Dia menjelaskan usaha penurunan koefisin gini ini tidak bisa seenaknya dengan menaikan pajak bagi orang kaya, karena mereka selama ini berkontribusi terhadap perekonomian. 

“ini bukan hanya semata tentang pajak ke orang kaya, tetapi lebih besar lagi kalangan menengah ke atas di negeri ini yang membayar konsumsi yang tinggi dan pendapatan pajak dan kemudian direstribusi kepada 
masyarakat,” kata dia. 
 
Sebagai perbandingan pajak pendapatan dari sejumlah pekerja di Denmark mencapai 36 persenm Finlandia mencapai 23 persen. Sedangkan pajak pendapatan di Singapura hanya mencapai 2 persen. 
 
Cara pembuatan kebijakan pajak harus dikombinasikan dengan rasa tanggung jawab di antara warga, pemerintah dan konmunitas.  Dia menilai redistribusi pajak di beberapa negara maju telah melemahkan rasa 
kebersamaan, keterikatan antar komunitas dan rasa kebersamaan. 
 
Dia menjelaskan selama dua decade setelah perang dunia ke II, USA dan banyak negara barat telah mencapai ketiga hal yakni pertumbuhan ekonomi, mobilitas sosial dan mengurangi kesenjangan ekonomi. Namun, hal 
ini hanya terjadi di dua decade dan mulai merosot pada akhir 1970. 
 
Namun dia mengatakan Singapura sangat percaya diri dengan sistem yang dimiliki dan akan berjuang untuk meningkatkanya dan berkesperiman jika dimungkinkan. 
 
Tingkat koefisien gini Singapura meningkat dari tahun lalu yang mencapai 1,75 lalu menjadi 2,00. Kenaikan tingkat koefisien gini Singpaura terjadi seiring dengan rasio pendapatan pajak dengan PDB yang mencapai 16 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau lebih rendah ketimbang dengan Finlandia dan Denmark yang rasionya mencapai 49 dan 44 persen. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan