Mnuchin mengatakan kepada Bloomberg dalam sebuah wawancara bahwa situasinya dapat berubah di masa depan, tetapi ia yakin tindakan seperti itu akan lebih efektif jika Departemen Keuangan AS melakukan intervensi bersama dengan Federal Reserve dan sekutu-sekutu AS.
"Departemen Keuangan AS tidak memiliki niat intervensi saat ini. Situasi bisa berubah di masa depan, tetapi saat ini kami tidak sedang mempertimbangkan intervensi," kata Mnuchin seperti dikutip Bloomberg, seperti dilansir dari Antara, Kamis, 29 Agustus 2019.
Presiden AS Donald Trump sering mengeluh bahwa dolar Amerika Serikat (USD) terlalu kuat terhadap mata uang mitra dagang utama, termasuk Eropa dan Tiongkok, membuat ekspor AS berada pada posisi yang kurang menguntungkan. Dia telah meminta the Fed untuk suku bunga, sebagian untuk membendung kenaikan USD baru-baru ini ke tertinggi multi-tahun.
Mnuchin menjuluki Tiongkok sebagai manipulator mata uang awal bulan ini setelah bank sentral Tiongkok, yakni People's Bank of China (PBOC) mengizinkan yuan untuk secara singkat tergelincir di bawah level kunci tujuh yuan terhadap dolar.
Pada Juli, Mnuchin mengatakan Departemen Keuangan AS belum membuat perubahan pada kebijakannya mengenai penggunaan untuk Dana Stabilisasi Kurs (Exchange Stabilization Fund) senilai USD93,8 miliar, yang telah digunakan dalam intervensi pasar terkoordinasi sebelumnya untuk menstabilkan mata uang tertentu di saat krisis keuangan.
Di sisi lain, mantan Presiden the Fed Minneapolis Narayana Kocherlakota sepakat dengan pendapat Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa suku bunga acuan terlalu tinggi. Meski setuju dengan tingkat suku bunga, namun dia tidak setuju dengan kritik yang dilontarkan Trump berkaitan dengan independensi bank sentral AS.
Kocherlakota tidak menampik kebijakan moneter yang diberlakukan the Fed sekarang ini terlalu ketat. "Saya setuju dengan Presiden di bidang ekonomi. Saya pikir mungkin bukan 100 basis poin (pemangkasan) yang dia sebutkan kemarin, tetapi secara umum saya pikir the Fed terlalu ketat," tuturnya.
Komentar itu muncul sehari setelah pernyataan terbaru Trump terhadap bank sentral AS. Dalam konteks itu, Trump berpendapat bahwa penurunan suku bunga 100 basis poin atau satu poin harus terjadi selama periode waktu yang cukup singkat. Trump, melalui cuitannya, menuduh Ketua Fed Jerome Powell dan rekan-rekannya memiliki visi yang mengerikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News