Reuters melansir, Sabtu, 16 Juli, pasar saham Turki menurun tajam di dekat akhir sesi perdagangan dan turun enam persen setelah bel penutupan perdagangan berbunyi.
Tak hanya pasar saham, mata uang Lira Turki terjun paling dalam selama delapan tahun. Dana yang diperdagangkan di bursa terikat dengan saham negara pun tercatat menurun. Tak ayal, situasi tersebut menyeret perdagangan saham di Negeri Paman Sam.
Selain itu, dana treasury AS berdetak lebih tinggi setelah militer Turki mengatakan merebut kekuasaan. Namun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa kondisi di negara itu tetap dalam kontrol.
Bloomberg melaporkan, mata uang Lira kehilangan 4,6 persen menjadi 3,0157 per dolar dalam aksi jual terbesar sejak 2008. Sementara treasuries dengan jangka waktu 10 tahun anjlok dan terpangkas empat basis poin dari sebelumnya enam poin atau setara 1,55 persen dan ekuitas berjangka AS jatuh sekitar setengah persen.
Seperti diketahui, sebelum "drama" kudeta berakhir, pihak militer mengklaim tengah merebut kendali kekuasaan di Turki. Laporan pun menyebutkan kondisi di Turki dipenuhi dengan suara tembakan. Klaim dari Militer Turki imi diucapkan oleh seorang penyiar radio TRT yang membacakan pernyataan. Pernyataan itu mengumumkan bahwa militer sudah mengambil alih pemerintahan.
"Pemerintahan saat ini tengah dijalankan oleh 'dewan perdamaian'," isi dari pernyataan yang dibacakan TRT, seperti dikutip Sky News, Sabtu (16/7/2016).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id