"Boeing sedang menyelesaikan pengembangan pembaruan perangkat lunak yang telah diumumkan sebelumnya dan revisi pelatihan pilot yang akan membahas perilaku hukum kontrol
penerbangan MCAS dalam menanggapi masukan sensor yang salah," kata Presiden dan CEO Boeing Dennis Muilenburg, dalam sebuah pernyataannya, seperti dikutip dari Antara, Senin, 18 Maret 2019.
Pengumuman Muilenburg datang setelah Menteri Transportasi Ethiopia Dagmawit Moges mengatakan pada Minggu pagi, 17 Maret, bahwa informasi dari perekam data penerbangan pesawat Ethiopian Airlines menunjukkan kecelakaan 10 Maret yang menewaskan semua 157 orang di dalamnya memiliki kesamaan yang jelas dengan kecelakaan Lion Air di Indonesia pada Oktober yang menewaskan 189 orang di dalamnya.
Kedua pesawat yang hancur adalah 737 Max 8. MCAS adalah fitur keselamatan otomatis pada 737 Max yang dirancang untuk mencegah pesawat mengalami stall atau kehilangan daya angkat.
Beberapa pilot mengeluh tentang situasi hidung-turun (nose-down) yang tidak disengaja saat menerbangkan jet Max 8, menurut database federal AS.
Ada larangan global terhadap penerbangan Boeing 737 Max setelah kecelakaan Ethiopian Airlines. Amerika Serikat melarang terbang semua 737 Max 8 dan 9 pada Rabu, 13 Maret 2019, di tengah tekanan yang meningkat.
Boeing sebelumnya mengonfirmasikan penundaan pengiriman pesawat jenis 737 MAX ke berbagai maskapai. Penundaan ini dilakukan usai beberapa negara menangguhkan izin operasional pesawat jenis ini.
Pengiriman secara efektif dihentikan karena sebagian besar maskapai akan menghindari mengambil pesawat yang dilarang. Meski demikian, Boeing tetap terus memproduksi 737 MAX sambil memantau perkembangan penyelidikan jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines.
Juru bicara Boeing, Chaz Bickers, mengatakan akan mempertahankan produksi 52 pesawat per bulan, termasuk versi terbarunya MAX. Bahkan, Boeing dilaporkan akan mempercepat produksinya lagi pada Juni 2019.
Hampir 5.000 unit pesawat tipe MAX telah dipesan oleh berbagai maskapai penerbangan, sehingga penundaan pengiriman akan berdampak secara finansial bagi industri penerbangan raksasa AS tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id