"Di antara semua anggota ekonomi APEC, ada lebih dari 50 perjanjian perdagangan bebas bilateral," kata Ketua konglomerat Gandum China COFCO dan ABAC 2014, Frank Ning, seperti dikutip dari laman APEC, Selasa (11/11/2014).
Menurut Ning, tarif ekonomi di negara anggota APEC lebih rendah, biaya dasar transaksi telah menurun sehingga membuka peluang untuk ekspor.
"Biaya pengolahan di rata-rata wilayah sebesar USD800. Sementara di seluruh dunia itu lebih dari USD1.000. Semua hal-hal ini menguntungkan bagi bisnis. Kami sangat ingin tahu lebih banyak," tambah Ning yang menyambangi APEC di Beijing tersebut.
Ning menjelaskan, dirinnya pun ingin melihat lebih mendasar serta cakupan bisnis yang lebih luas untuk benar-benar mendapatkan keuntungan perdagangan dan bisnis di kawasan Asia Pasifik ini. "Itulah mengapa kami mempromosikan Free Trade Area of the Asia-Pasifik atau FTAAP," tambah dia.
Rekomendasi lainnya, tambah dia, mencakup budidaya kemitraan publik-swasta dan memobilisasi tabungan jangka panjang, berdasarkan perkembangan pasar modal dan kerangka peraturan yang efektif. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan investasi yang dibutuhkan demi menjembatani kesenjangan infrastruktur di wilayah tersebut dan memaksimalkan manfaat dari FTAAP.
Selain itu, beragam inovasi bisa menjadi cara untuk membalikkan penurunan pertumbuhan produktivitas baru-baru ini. Kemudian memberi dukungan kepada usaha kecil, menengah, dan usaha mikro.
Negara-negara anggota APEC diimbau untuk berperan lebih aktif bagi perempuan dalam perekonomian serta membahas isu-isu keberlanjutan seperti urbanisasi, ketahanan pangan, kesehatan dan pertumbuhan kelestarian lingkungan, menjadi salah satu rekomendasi lain yang diajukan untuk dipertimbangkan.
"Pendiri APEC 25 tahun yang lalu mencoba untuk menciptakan perekonomian daerah terpadu yang telah bekerja dengan baik dan dipandu pertumbuhan di wilayah ini, dan prinsip ini masih relevan," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News