Pasar saham telah gelisah karena pernah mengharapkan tiga kenaikan suku bunga acuan di tahun ini. Di sisi lain, the Fed melongarkan kebijakan, bahkan ketika ekonomi telah menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Kini Fed telah menghadapi tugas yang tidak biasa untuk menjelaskan mengapa ia memotong suku bunga di tengah ekonomi yang lebih kuat.
Investor menilai ada kekecewaan dari pernyataan the Fed, yang dianggap lebih netral daripada dovish. Bahkan, pernyataan Powell dalam sebuah konferensi pers bahwa tindakan the Fed adalah penyesuaian pertengahan siklus untuk kebijakan moneter bank sentral membuat pasar keuangan terguncang.
"Saya pikir dengan itu berarti dia (Fed) tidak harus lebih banyak memangkas suku bunga acuan di masa yang akan datang. Mungkin tidak harus satu pemangkasan tetapi tidak menunjukkan pemotongan yang lebih agresif," kata Ahli Strategi Pendapatan Tetap BMO Ben Jeffery, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 3 Agustus 2019.
Powell menegaskan the Fed tidak akan memulai siklus pemotongan suku bunga acuan yang panjang, seperti dalam resesi. Dia menggambarkan transisi kebijakan Fed dimulai setelah menaikkan suku bunga untuk terakhir kalinya pada Desember, kemudian berhenti dan selanjutnya bergerak maju untuk memangkas suku bunga acuan seperempat poin.
Melalui pemangkasan suku bunga acuan pada pertemuan Juli 2019, kini kisaran suku bunga berada di 2-2,25 persen. "Biar saya jelaskan. Yang saya katakan adalah itu (pemangkasan suku bunga di pertemuan akhir Juli) bukan awal dari serangkaian penurunan suku bunga. Saya tidak mengatakan itu hanya satu atau semacamnya," kata Powell.
"Ketika Anda berpikir tentang siklus penurunan suku bunga, siklus ini berlangsung lama dan komite tidak melihatnya. Tidak melihat kami di tempat itu. Anda akan melakukan itu jika Anda melihat kelemahan ekonomi nyata dan Anda berpikir bahwa tingkat suku bunga acuan perlu banyak dipotong. Bukan itu yang kami lihat," tegas Powell.
Kepala Ekonom Keuangan Jefferies Ward McCarthy mengatakan Powell tidak membuat alasan yang kuat untuk pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Hal itu seiring dengan masalah perdagangan yang masih 'mendidih' antara AS dengan Tiongkok. Kondisi tersebut yang akhirnya dinilai McCarthy masih ambigu.
"Posisi ini tidak diucapkan dengan baik. Pernyataan kebijakan itu ambigu dan terus terang dia belum melakukan apapun untuk mengklarifikasi hal itu. Sepertinya dia tidak percaya diri. Menurut saya mereka khawatir tentang risiko penurunan. Karena mereka sudah mengambil langkah (untuk menurunkan suku bunga)," kata McCarthy.
"Mereka mungkin akan mengambil langkah lain. Tetapi komentarnya dan dua perbedaan pendapat menyarankan ini bukan awal dari siklus pelonggaran utama itu lah yang mendorong pergerakan pasar," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News