Presiden AS terpilih Donald Trump (FOTO: AFP)
Presiden AS terpilih Donald Trump (FOTO: AFP)

Trump Jadi Sumber dari Dua Risiko Terbesar di Pasar

Angga Bratadharma • 18 Januari 2017 07:03
medcom.id, London: Dua risiko terbesar yang terdaftar oleh manajer investasi memiliki satu sumber yakni Donald Trump. Tidak ditampik, sejumlah rencana kebijakan yang dilontarkan Trump saat kampenyenya dan pernyataan pada konferensi pers pertama yang tidak dirinci telah menyumbang ketidakpastian yang semakin menjadi-jadi atas ekonomi.
 
Sebuah survei oleh Bank of America menemukan bahwa 29 persen dari manajer uang berpikir perang perdagangan internasional yang melibatkan Amerika Serikat (AS) adalah risiko terbesar pada Januari, sementara 24 persen mengutip sebuah 'kesalahan kebijakan AS' sebagai skenario yang paling mengkhawatirkan.
 
Mengutip Business Insider, Rabu 18 Januari, tidak satu pun dari risiko ini dikutip oleh fund manager pada Desember. Sedangkan krisis keuangan di Tiongkok, baik yang disebabkan oleh devaluasi mata uang maupun gelembung di sektor properti berada di posisi ketiga dengan angka 15 persen.

Baca: IMF: Kebijakan Fiskal Trump Picu Inflasi di AS
 
Risiko atas sebuah peristiwa dianggap memiliki kesempatan yang rendah untuk terjadi, tetapi tetap akan memiliki dampak besar jika mereka datang dan memberikan tekanan bagi perekonomian. Adapun survei ini melibatkan sebanyak 215 fund manajer pada minggu lalu dengan aset kelolaan mencapai USD547 miliar.
 
Fund manager prihatin tentang perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang merupakan dua ekonomi terbesar di dunia, karena retorika nasionalis dihasut oleh Trump mulai berubah menjadi kebijakan nyata. Tentu kondisi ini jika benar-benar terjadi akan memberi pengaruh bagi perekonomian dunia.
 
Baca: AS Hapus Sanksi Ekonomi terhadap Sudan
 
Pekan lalu, tarif atas impor Tiongkok ditingkatkan untuk AS pada biji-bijian yang digunakan untuk pakan ternak dari 33,8 persen menjadi sebanyak 53,7 persen. Negara ini juga menaikkan hukuman anti-subsidi dari 10 persen menjadi sebanyak 12 persen, menurut laporan Reuters.
 
Ketegangan meningkat antara Tiongkok dan AS setelah komentar dari Pemerintahan Donald Trump masuk pada perdagangan, Taiwan, dan Laut Cina Selatan serta konflik dengan cepat bisa mengalami peningkatan dan nantinya memukul kinerja ekspor Amerika lainnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan