Ilustrasi -- ANTARA FOTO/Wahyu Putro
Ilustrasi -- ANTARA FOTO/Wahyu Putro

Draf AIIB Disebut Punya 6 Kelemahan

Gervin Nathaniel Purba • 02 November 2015 08:16
medcom.id, Jakarta: Draf Environmental and Social Framework (ESF) yang dikeluarkan oleh Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dinilai belum mampu menjadi kerangka perlindungan lingkungan dan sosial dari proyek-proyek AIIB.
 
Koordinator Aksi for Gender, Social, and Ecological Justice Titi Soentoro menyebutkan terdapat enam kelemahan dalam ESF tersebut. Kelemahan pertama, pendekatan bertahap (phased approach) dinilai memungkinkan persetujuan pembiayaan proyek tanpa menunggu kajian dampak lingkungan dan sosialnya selesai.
 
Menurutnya, jika ternyata kedua proyek tidak memenuhi standar AIIB, tidak disebutkan pembiayaan yang akan dibatalkan. "Persetujuan pembiaayaan proyek tanpa menuggu kajian dampak lingkungan dan soalnya penyelesaian biaya tapi AMDAL-nya belum jelas," ujar Titi Soentoro dalam diskuis di Bakoel Koeffi, Jakarta Selatan, Minggu, 1 November 2015.

Kelemahan kedua, kategorisasi risiko proyek tidak memperhitungkan dampak dan risiko jangka panjang proyek. Padahal banyak dampak proyek infrastruktur terhadap lingkungan, situasi ekonomi, dan sosial masyarakat baru teridentifikasi dalam jangka panjang.
 
Kelemahan ketiga, tidak ada pengaturan tentang transparansi proyek-proyek yang dibiayainya. Hal ini mengakibatkan masyarakat tidak mengetahui dampak apa yang akan terjadi pada diri dan sumber penghasilan dan lingkungannya.
 
"Serta tidak punya kesempatan untuk berpendapat terhadap rencana proyek terutama sebelum disetujui oleh AIIB," ungkap Titi Soentoro.
 
Kelemahan keempat, AIIB tidak membuak ruang partisipasi pemangku kepentingan untuk hal terkait pengambil keputusan. Lanjutnya, kelemahan berikutnya, draft tersebut dinilai tidak memiliki ketentuan untuk menyediakan informasi dan data terpisah secara gender, terutama untuk analisi dampak dan risiko.
 
"Padahal perempuan merupakan bagian yang besar dalam masyarakat terkena dampak dan perempuan mempunyai kebutuhan khusus jika terjadi penggusuran dan kehilangan mata pencaharian seperti yang sering terjadi pada proyek infrastruktur," jelasnya.
 
Sedangkan kelemahan terakhir, proyek dengan emisi karbon tinggi yang termasuk penggunaan batu bara tidak dikecualikan dalam pembiayaan proyek, dan jelas ini kontradiktif dengan kesepakatan konvensi perubahan iklim untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca, di mana Indonesia menjadi bagiannya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan