Mengutip Antara, Sabtu, 17 Agustus 2019, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober naik USD0,41 atau 0,7 persen USD58,64 per barel di London ICE Futures Exchange, setelah jatuh 2,1 persen pada Kamis waktu setempat (Jumat WIB) dan jatuh 3,0 persen pada hari sebelumnya.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September menguat USD0,4 atau 1,4 persen menjadi USD54,87 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah turun 1,4 persen pada sesi sebelumnya dan jatuh 3,3 persen pada Rabu waktu setempat.
Tetapi kenaikan minyak terbatas setelah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas perkiraan permintaan minyak global dalam prospek suram untuk sisa 2019, karena pertumbuhan ekonomi melambat. Kartel juga menyoroti tantangan pada 2020 ketika saingan memompa produksi lebih banyak.
"OPEC membunuh 'angsa emas'. Kami memiliki beberapa aksi reli kecil kembali ke zona hijau, karena pasar mencoba untuk mengikuti ekuitas yang lebih tinggi, tetapi fundamental dalam laporan ini sangat bearish sehingga membatasi aksi reli," kata Bob Yawger, direktur berjangka di Mizuho di New York.
Sebelum laporan bulanan OPEC, Brent menyentuh tertinggi sesi di USD59,50 dan minyak mentah AS diperdagangkan ke USD55,67, karena investor mengharapkan penurunan suku bunga lebih lanjut dari Federal Reserve dan langkah-langkah oleh Bank Sentral Eropa bulan depan untuk melawan pelemahan pertumbuhan.
Untuk minggu ini, kedua harga acuan minyak menambah keuntungan kecil setelah kerugian dua minggu berturut-turut. Bahkan ketika tiga indeks utama Wall Street meraup kerugian mingguan ketiga mereka, karena investor khawatir tentang risiko resesi dan ketegangan perdagangan AS-Tiongkok.
BNP Paribas memangkas perkiraan 2019 untuk minyak mentah AS sebesar USD8 menjadi USD55 per barel dan untuk Brent sebesar USD9 menjadi USD62 per barel, mengutip perlambatan ekonomi di tengah sengketa perdagangan.
Awal pekan ini, rilis data termasuk penurunan mengejutkan dalam pertumbuhan produksi industri di Tiongkok ke level terendah lebih dari 17 tahun, dan penurunan ekspor yang mengirim ekonomi Jerman berbalik di kuartal kedua.
Harga Brent masih naik hampir 10 persen tahun ini dibantu oleh pengurangan pasokan yang dipimpin oleh OPEC dan sekutunya seperti Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +. Pada Juli, OPEC + setuju untuk memperpanjang penurunan produksi minyak hingga Maret 2020 untuk menopang harga.
Seorang pejabat Saudi mengindikasikan bulan ini bahwa langkah lebih lanjut mungkin akan datang, mengatakan Arab Saudi berkomitmen untuk melakukan apapun yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan pasar tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News