Mengutip Xinhua, Sabtu, 27 Oktober 2018, dalam laporannya, yang dikenal sebagai Beige Book, Federal Reserve Bank of Chicago mengatakan pihaknya melihat keuntungan dari renegosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) terlalu kecil dan terlalu jauh di masa depan untuk membantu peternak sapi perah.
The Fed Chicago berada di suatu wilayah di Amerika Serikat yang merupakan penghasil susu utama di negara ini. Tidak hanya itu, Federal Reserve Bank of Minneapolis juga mencatat bahwa sejumlah besar perusahaan susu telah keluar dari bisnis ini sejak awal tahun. Kondisi ini tentu harus diantisipasi agar tidak meluas di masa mendatang,
Awal tahun ini, Washington memberlakukan tarif tambahan untuk produk baja dan aluminium dari Kanada dan Meksiko, dan kedua negara menanggapi dengan mengenakan tarif pada susu AS dan produk pertanian lainnya. Langkah tersebut memberikan efek cukup besar terhadap industri susu di Amerika Serikat.
Presiden AS Donald Trump meminta Kanada untuk memberikan akses yang lebih besar kepada peternak sapi perah AS selama renegosiasi NAFTA, seraya berharap untuk memenangkan dukungan di antara para petani dan pekerja di midwest.
Kanada setuju untuk membatalkan pembatasan impor produk susu AS pada akhir September, yang memungkinkan produsen AS memasok hingga 3,6 persen dari pasar susu Kanada. Perjanjian baru ini masih menunggu persetujuan dari Kongres.
Sementara itu, Pemerintah AS membeli beberapa produk susu dalam negeri untuk mengompensasi kerugian petani dari tarif luar negeri yang lebih tinggi, menurut Chicago Fed. "Meski begitu, peternak sapi perah terus berjuang," tulis Chicago Fed dalam laporannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News