"Kita sama-sama terus memperkuat sektor industri, terutama hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dari bahan baku yang dihasilkan," kata Saleh saat menerima kunjungan kehormatan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Afrika Selatan Rob Davies, di sela-sela Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60, di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Rabu 22 April 2015.
Ia mengakui, pihak Afrika Selatan juga meminta kepada Indonesia untuk meningkatkan investasi di negeri penghasil berlian tersebut. Memang saat ini baru ada beberapa perusahaan Indonesia yang telah menanamkan investasinya di Afrika Selatan, salah satunya adalah Indofood.
Dalam pertemuan tersebut, Saleh juga menyinggung terkait kesepakatan Afrika Selatan dan Indonesia dalam Joint Trade Committee (JTC). Komite perdagangan ini diharap dapat memacu kerja sama kedua negara baik ekspor-impor maupun investasi.
Sebelumnya, Saleh memaparkan presentasi kepada para delegasi negara anggota KAA dengan tema Peluang Invetasi Industri Makanan dan Minuman di Indonesia dalam acara Business Dialogue Session II, Asian African Business Summit 2015.
Dalam paparannya, ia menyampaikan bahwa sumber daya alam Indonesia menempati peringkat atas di dunia, seperti kelapa sawit, rumput laut, kelapa, perikanan, kopi, dan cokelat. Selain itu, pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 9,54 persen, lebih tinggi dari industri manufaktur yang sebesar 5,61 persen dan pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,02 persen.
"Industri makanan dan minuman di Indonesia terus tumbuh dan berkembang karena merupakan salah satu industri prioritas. Selain itu, pertumbuhan industri makanan dan minuman tetap stabil dan memberikan kontribusi yang besar untuk sektor nonmigas dengan meningkatnya perminataan dari konsumen kelas menengah di Indonesia," pungkas Saleh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News