Ilustrasi (FOTO: AFP)
Ilustrasi (FOTO: AFP)

Dolar AS Perkasa di Tengah Pelemahan Poundsterling

Antara • 26 Juli 2019 09:33
New York: Kurs dolar Amerika Serikat (USD) sedikit menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB). Sementara poundsterling Inggris melemah setelah pemimpin Partai Konservatif yang baru terpilih Boris Johnson menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris, memicu ketidakpastian Brexit.
 
Mengutip Antara, Jumat, 26 Juli 2019, indeks USD, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,10 persen menjadi 97,8246 pada akhir perdagangan. Johnson menjadi Perdana Menteri ketika Inggris dihadapkan dengan batas waktu Brexit yang membayang pada 31 Oktober 2019.
 
Dia memberikan pidato pertamanya kepada bangsa Inggris ketika dia berjanji untuk membawa negara itu keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober, dengan mengatakan tidak ada jika, tidak ada tapi. Dia juga menunjukkan keyakinan bahwa Brexit bisa dilakukan karena Inggris akan memecahkan ini dalam 99 hari, tetapi Inggris tidak akan menunggu sampai saat itu.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1,1144 dibandingkan dengan USD1,1136 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,2450 dibandingkan dengan USD1,2479 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi USD0,6945 USD0,6976.
 
Kemudian dolar AS dibeli 108,75 yen Jepang, lebih tinggi dibandingkan dengan 108,22 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9914 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9857 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3162 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,3143 dolar Kanada.
 
Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average turun 128,99 poin atau 0,47 persen, menjadi ditutup di 27.140,98 poin. Indeks S&P 500 berkurang 15,89 poin atau 0,53 persen, menjadi berakhir di 3.003,67 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup 82,96 poin atau 1,00 persen lebih rendah, menjadi 8.238,54 poin.
 
Semua dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih rendah, dengan energi turun 1,16 persen, merupakan kelompok berkinerja terburuk. Saham Tesla anjlok 13,61 persen setelah pembuat kendaraan listrik AS tersebut memaparkan laporan kerugian yang lebih luas dari perkiraan untuk kuartal sebelumnya.
 
Saham Boeing jatuh 3,69 persen, menyusul penurunan 3,12 persen di sesi sebelumnya. Pabrikan pesawat AS ini melaporkan kerugian triwulanan besar pada Rabu 24 Juli. Demikian pula saham Ford Motor tergelincir 7,45 persen karena laba dan prospek yang lebih lemah dari yang diantisipasi.
 
Sekitar sepertiga dari perusahaan S&P 500 telah melaporkan laba kuartal kedua sejauh ini. Dari perusahaan-perusahaan itu, 75 persen dari mereka membukukan laba yang lebih baik dari perkiraan, menurut FactSet. Wall Street juga berhati-hati menunggu pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve, yang akan diadakan minggu depan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan