Mengutip AFP, Senin, 11 Desember 2017, jika para pemimpin Eropa bertemu minggu depan menandatangani seperti yang diharapkan pada dokumen setebal 15 halaman, yang ditetapkan untuk membentuk dasar dari setiap kesepakatan penarikan akhir, negosiasi dapat beralih ke hubungan usai terjadinya Brexit.
Namun, komitmen kesepakatan untuk mempertahankan perbatasan Irlandia yang terbuka telah memicu perdebatan di Inggris mengenai apakah ia menawarkan pintu belakang yang tak terduga untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan pasar tunggal Eropa daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Koran London Evening Standard, yang diedit oleh mantan Menteri Keuangan George Osborne, dengan cepat menyimpulkan bahwa harus disambut oleh semua pihak yang menginginkan Brexit yang lebih lembut. Memperhatikan tuntutan yang tidak sesuai dari Dublin, Belfast dan Brexiteers, pihaknya menambahkan bahwa kesepakatan tersebut akan menendang kaleng itu.
Perdana Menteri Inggris Theresa May telah menegaskan bahwa Inggris akan meninggalkan serikat pabean Eropa untuk menempa kesepakatan perdagangan bebas di seluruh dunia dan dianggap sebagai garis merah untuk Brexiteers di partai kabinet dan konservatifnya.
Dia membutuhkan dukungan mereka untuk tetap berkuasa dan lulus dalam kesepakatan penarikan di parlemen. Sementara kesepakatan tersebut menetapkan bahwa peraturan tetap konsisten di seluruh Inggris, negara tersebut juga menyatakan bahwa tidak akan ada lagi perbatasan yang sulit antara Republik Irlandia dan Irlandia Utara.
Jadi, jika tidak ada perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa, Inggris berkomitmen untuk menjaga keselarasan penuh dengan peraturan pasar UE yang mendukung kerja sama di Pulau Irlandia berdasarkan kesepakatan damai Jumat Agung 1998. Ini akan mencakup berbagai bidang termasuk pertanian, pendidikan, lingkungan, kesehatan, pariwisata dan transportasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News