"ADB akan bekerja sama pembiayaan dengan AIIB dalam bidang infrastruktur di seluruh Asia berdasarkan pengalaman panjang dan keahlian kami di kawasan ini," kata Presiden ADB Takehiko Nakao dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (2/5/2015).
ADB sendiri merupakan bagian dari Grup Bank Dunia yang berbasis di Washington DC, Amerika Serikat. Sedangkan AIIB adalah lembaga yang pembentukannya diinisiasi oleh Republik Rakyat Tiongkok. Presiden ADB bersama dengan stafnya dilaporkan juga telah berdiskusi selama satu jam dengan Sekjen Sekretariat Interim AIIB Liqun Jin dalam Pertemuan Tahunan ke-48 ADB di Azerbaijan, 1 Mei 2015.
Kedua lembaga tersebut menyadari besarnya kesenjangan infrastruktur dalam kawasan tersebut serta memahami pentingnya pembangunan infrastruktur untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan.
Selain itu, baik ADB maupun AIIB juga sepakat untuk saling membagi informasi yang dibutuhkan dan melanjutkan diskusi guna membahas opsi yang lebih konkrit dalam bentuk kerja sama dan kolaborasi antara kedua lembaga tersebut.
Kantor berita Xinhua telah melaporkan, calon anggota pendiri Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) mencapai 57 pada 15 April 2015, setelah tujuh negara disetujui, menurut pernyataan Kementerian Keuangan Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Swedia, Israel, Afrika Selatan, Azerbaijan, Islandia, Portugal dan Polandia semua termasuk sebagai anggota pendiri. Anggota pendiri AIIB memiliki hak untuk membantu menentukan peraturan bank, sementara negara-negara yang mengajukan untuk bergabung setelah 31 Maret akan dipertimbangkan sebagai anggota biasa dengan hak suara tetapi sedikit berperan dalam proses pembuatan aturan.
AIIB akan menyediakan pembiayaan untuk jalan, kereta api, bandara dan proyek infrastruktur lainnya di Asia. Lembaga ini diharapkan akan dibentuk pada akhir 2015 ini. Di Indonesia terkait dengan infrastruktur, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bakal mempercepat dimulainya proses lelang pekerjaan dengan akan dimulai sejak Agustus setiap tahunnya.
"Pelaksanaannya akan dimulai untuk tahun anggaran 2016 yang akan dibuka sejak Agustus 2015," kata Plt Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kemenpupera Hediyanto W Husaini dan menambahkan, proses lelang yang semula biasanya dimulai pada Oktober akan dimajukan ke Agustus agar waktu pengerjaan akan lebih panjang.
Ia berpendapat, percepatan proses lelang pekerjaan di sektor infrastruktur tersebut sangat mungkin dilakukan untuk sekitar 70 persen pekerjaan.
"Sebagian pekerjaan kita kan sudah jelas, memang tidak 100 persen tapi sekitar 70 persen itu kita sudah tahu karena termasuk pekerjaan reguler yang setiap tahun dilaksanakan," tutur dia.
Pekerjaan reguler itu, ujar dia, misalnya adalah perawatan jalan dan jembatan, rehabilitasi, peningkatan jalan, pembangunan bendung, pekerjaan multiyear contract dan beberapa pekerjaan yang sudah ada desainnya. Sementara itu, sisanya sekitar 30 persen yaitu pekerjaan-pekerjaan jalan baru, inisiatif baru, dan pekerjaan yang perlu legitimasi dari banyak orang serta pekerjaan khusus yang perlu didiskusikan lagi dengan legislatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id