Mengutip Antara, Kamis, 20 Juni 2019, minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Juli turun 14 sen atau 0,26 persen menjadi USD53,76 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada perdagangan Selasa 18 Juni, WTI telah mencatat kenaikan harian terbesar sejak awal Januari.
Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus turun 32 sen atau 0,50 persen menjadi ditutup pada USD61,82 per barel di London ICE Futures Exchange. Setelah membengkak mendekati level tertinggi dua tahun, stok minyak mentah AS jatuh 3,1 juta barel pekan lalu, dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk penurunan 1,1 juta barel.
Produk olahan juga mencatat penurunan mengejutkan karena kenaikan penyulingan dan ekspor minyak mentah, serta penurunan produksi minyak mentah. Harga minyak sempat berubah positif setelah laporan EIA.
"Saya pikir, secara keseluruhan, itu adalah laporan positif. Bahkan dengan laporan bullish, setelah kenaikan besar kemarin, pasar ragu untuk mendorong jauh lebih tinggi," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group di Chicago.
Hari yang hampir datar di Wall Street juga membatasi harga minyak, yang sering mengikuti ekuitas. Ekuitas tetap stabil setelah keputusan Federal Reserve AS (the Fed) untuk mempertahankan suku bunga seperti yang diperkirakan, setelah mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu 19 Juni.
"Pasar minyak mentah berkorelasi dengan itu. Saya tidak berpikir itu lebih dari sekadar sentimen di sepanjang garis itu," kata Direktur Berjangka Energi Mizuho, Bob Yawger di New York.
Ketegangan tetap tinggi di Timur Tengah setelah serangan tanker pekan lalu, yang mendorong harga minyak. Kekhawatiran konfrontasi antara Iran dan Amerika Serikat juga meningkat, dengan Washington menyalahkan Teheran, yang telah membantah peran apapun.
Trump mengatakan dia siap mengambil tindakan militer untuk menghentikan Iran yang memiliki bom nuklir tetapi dibiarkan terbuka apakah dia akan menyetujui penggunaan kekuatan untuk melindungi pasokan minyak Teluk. Pasar minyak sebagian besar mengabaikan serangan roket di sebuah situs di Irak selatan yang digunakan oleh perusahaan minyak asing.
Anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) sepakat untuk bertemu pada 1 Juli, diikuti oleh pertemuan dengan sekutu non-OPEC pada 2 Juli, setelah berminggu-minggu bertengkar tentang tanggal. OPEC dan sekutunya akan membahas apakah akan memperpanjang kesepakatan pemotongan produksi 1,2 juta barel per hari yang habis bulan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News