Mengutip Antara, Selasa, 13 Agustus 2019, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember naik USD8,7 (0,58 persen) atau menjadi USD1.517,20 per ons. Logam mulia memperpanjang reli selama perdagangan elektronik berikutnya dengan keuntungan mencapai dua digit.
Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok serta prospek pertumbuhan global yang suram dengan banyak bank sentral memangkas suku bunga utama, kata para analis, mendorong investor untuk membuang aset-aset berisiko dan berbondong-bondong ke emas.
Dukungan tambahan datang dari indeks USD, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya yang juga turun. Ketika USD melemah, harga emas dalam USD biasanya naik karena menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Emas berjangka sedikit lebih rendah pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu WIB). Akan tetapi, mengakhiri sepekan tersebut dengan kenaikan tajam di tengah menguatnya permintaan terhadap aset-aset safe haven.
Emas berjangka untuk penyerahan pada bulan Desember naik USD51 atau 3,5 persen dalam sepekan setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan 10 persen pada sisa impor barang-barang Tiongkok senilai USD300 miliar.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman pada September naik 14 sen (0,83) persen atau menjadi USD17,071 per ons. Sedangkan platinum untuk pengiriman Oktober turun sebanyak USD0,1 (0,01 persen) atau menjadi USD863,70 per ons.
Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average turun 391 poin atau 1,49 persen menjadi 25.896,44 poin. Indeks S&P 500 turun 35,96 poin atau 1,23 persen menjadi 2.882.70 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 95,73 poin atau 1,20 persen menjadi 7.863,41 poin.
Semua dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih rendah di sekitar penutupan pasar, dengan sektor keuangan turun lebih dari 1,9 persen, memimpin kerugian. Saham Occidental Petroleum turun lebih dari 4,5 persen, setelah Evercore menilai akuisisi raksasa energi AS itu terhadap Anadarko Petroleum menyebabkan penilaian Occidental Petroleum menurun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News