Tapi, 'obat' tersebut mungkin terlalu kuat untuk ekonomi Amerika Serikat (AS) yang telah bekembang selama delapan tahun ini dengan tingkat upah sekarang mengalami kenaikan dan tingkat pengangguran berada di level yang dekat dengan perkiraan banyak ekonom yang menilai memiliki kekuatan penuh.
Sebuah analisis yang dilakukan Reuters memperlihatkan data pekerjaan regional dan trennya menunjukkan adanya stimulus bisa meningkatkan permintaan untuk para pekerja di daerah di mana tenaga kerja sudah ketat. Namun, pada gilirannya hal itu bisa memicu inflasi bergerak naik dan memaksa Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga lebih cepat dari harapan.
Apa yang AS perlukan sekarang ini, tenaga kerja di perekonomian dan pejabat the Fed mengatakan, adalah aktivitas kecil yang kebijakannya difokuskan pada daerah yang mengalami tekanan dan di jantung industri. Adapun perekonomian AS harus terus diupayakan tumbuh lebih maksimal di masa mendatang.
"Ketika Anda memikirkan apa yang Trump warisi maka itu adalah ekonomi di mana banyak dari krisis baru-baru ini telah diselesaikan," kata Kepala Ekonom untuk situs pekerjaan Indeed Jed Kolko, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (21/1/2017).
Donald Trump sebelumnya telah memenangkan Pemilihan Presiden AS dan kemenangannya itu merupakan kejutan cukup besar, sejalan dengan sejumlah pernyataanya yang kontroversial. Bahkan, sejumlah rencana atas kebijakannya membuat ketidakpastian ekonomi dunia semakin parah.
Sementara itu, Federal Reserve atau the Fed menilai dengan kebijakan moneter yang masih diakomodasi secara sederhana maka bank sentral AS harus terus menaikkan tingkat suku bunga acuan secara perlahan. Jika tidak, bisa menimbulkan risiko atas upaya pemulihan yang sudah diupayakan dan dipelihara oleh the Fed.
"Saya pikir, ekonomi yang memungkinkan untuk terus berjalan dan terus menerus 'panas' akan berisiko dan tidak bijaksana," kata Ketua the Fed Janet Yellen, di Stanford Institute.
Meski demikian, tidak ada tanda-tanda bahwa kurva belakang the Fed atau perekonomian Amerika Serikat (AS) dalam kondisi berbahaya atau bergelombang karena pergerakan inflasi yang tiba-tiba. Namun, Yellen menegaskan, pihaknya siap melakukan pengawasan ketat untuk memantau pergerakan ekonomi dari waktu ke waktu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News