Mengutip Antara, Kamis, 26 September 2019, TUI, kelompok perusahaan pariwisata terintegrasi berbasis di Jerman, mengalami kerugian terbesar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya jatuh 3,40 persen.
Diikuti oleh saham Ocado Group, toko bahan makanan daring, yang merosot 3,06 persen, serta Halma, kelompok perusahaan teknologi yang membuat produk untuk deteksi bahaya dan perlindungan jiwa, turun 2,97 persen.
Sementara itu, kelompok perusahaan tembakau British American Tobacco melonjak 3,27 persen, menjadi peraih keuntungan terbesar (top gainer) dari saham-saham unggulan. Disusul oleh saham perusahaan barang konsumsi Imperial Brands serta perusahaan yang bergerak di berbagai industri Antofagasta, yang masing-masing meningkat 2,25 persen dan 1,83 persen.
Di sisi lain, saham-saham di Wall Street lebih tinggi pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB). Penguatan dapat terjadi karena pasar saham didukung oleh kenaikan kuat saham Nike dan data penjualan rumah baru yang positif.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 162,94 poin atau 0,61 persen, menjadi 26.970,71 poin. Indeks S&P 500 bertambah 18,27 poin atau 0,62 persen, menjadi 2.984,87 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir naik 83,76 poin atau 1,05 persen, menjadi 8.077,38 poin.
Namun kenaikan saham-saham AS agak tertahan setelah para pelaku pasar mengambil sikap wait and see setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengumumkan tentang penyelidikan pemakzulan resmi terhadap Presiden Donald Trump.
Mayoritas 30 saham unggulan atau blue-chips di Dow diperdagangkan lebih tinggi di sekitar bel penutupan, dengan saham Intel terangkat 2,41 persen, kinerja terbaik kedua setelah saham Nike. Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih tinggi di sekitar penutupan pasar, dengan sektor teknologi informasi menguat 1,26 persen, memimpin kenaikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News