Mengutip Antara, Rabu, 21 Agustus 2019, Kingfisher, sebuah perusahaan perbaikan rumah internasional, mengalami kerugian terbesar di antara saham-saham unggulan dengan harga sahamnya kehilangan 3,19 persen.
Diikuti oleh saham perusahaan pengolahan air Inggris United Utilities Group yang merosot 2,73 persen, serta perusahaan induk telekomunikasi multinasional Inggris BT Group turun 2,71 persen.
Sementara itu, J Sainsbury, salah satu operator terbesar supermarket di Inggris, terangkat 2,95 persen, menjadi peraih keuntungan terbesar di antara saham-saham unggulan. Disusul oleh saham perusahaan jasa finansial berbasis di Inggris Prudential, serta supermarket daring ritel dan grosir, Ocado Group, yang masing-masing meningkat 0,93 persen dan 0,87 persen.
Di sisi lain, saham-saham di Wall Street lebih rendah pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB). Kondisi itu terjadi karena investor mempertimbangkan laporan laba perusahaan dan kekhawatiran kemungkinan resesi ekonomi.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 173,35 poin atau 0,66 persen, menjadi berakhir di 25.962,44 poin. Sementara itu, Indeks S&P 500 berkurang 23,14 poin atau 0,79 persen, menjadi ditutup di 2.900,51 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir turun 54,25 poin atau 0,68 persen, menjadi 7.948,56 poin.
Home Depot melaporkan pendapatan kuartalan sebesar USD30,8 miliar atau naik 1,2 persen dari periode yang sama tahun lalu, dengan laba bersih per saham dilusian mencapai USD3,17. Sementara labanya melampaui ekspektasi, pendapatannya jauh dari perkiraan, menurut data Refinitiv.
Pekan lalu, imbal hasil obligasi Pemerintah AS bertenor 10 tahun secara singkat turun di bawah imbal hasil surat utang pemerintah bertenor dua tahun. Inversi kurva imbal hasil sering dilihat sebagai sinyal bahwa resesi akan segera terjadi.
Pada akhir Juli, kekhawatiran tentang ketidakpastian ekonomi dan perdagangan global mendorong Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan 2008. Ekonom pemenang Nobel Robert Shiller mengatakan langkah bank sentral untuk memangkas suku bunga menunjukkan rasa waspada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News