Mengutip CNBC, Sabtu, 10 Agustus 2019, Trump, dalam keputusannya yang diumumkan melalui cuitannya di Twitter, mengatakan Tiongkok belum memenuhi janjinya untuk membeli barang-barang pertanian Amerika Serikat dalam jumlah besar. Sebagai konsekuensinya AS akan mengenakan tarif baru mulai 1 September.
Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer berada di Shanghai pekan lalu dalam upaya untuk memulai kembali pembicaraan perdagangan yang macet. Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping telah menyetujui gencatan senjata dalam perang dagang di sela-sela KTT G20 pada Juni lalu di Jepang.
Trump ingin memberi petani yang telah terpukul keras oleh perang dagang, jaminan bahwa Tiongkok bakal meningkatkan pembeliannya kepada AS. Tetapi Lighthizer dan Mnuchin menyampaikan kepada Presiden dalam pertemuan Oval Office bahwa perundingan di Shanghai tidak memiliki hasil yang diinginkannya, menurut sumber-sumber Journal.
Trump memerintahkan tarif baru sebagai tanggapan. Hampir setiap orang yang hadir pada pertemuan Oval Office -termasuk penasihat keamanan nasional John Bolton, penasihat ekonomi Larry Kudlow dan kepala staf staf Mick Mulvaney- keberatan dengan keputusannya, menurut Journal. Hanya Peter Navarro yang tidak keberatan dalam kesempatan itu.
Perdebatan hampir terjadi dua jam dan Presiden Trump tetap berdiri dengan argumennya. Akhirnya penasihatnya membantunya menyusun postingan di Twitter tentang tarif baru, Journal melaporkan. Pada akhirnya, AS kembali meningkatkan tensi dagang yang sempat menurun kembali memanas dengan Tiongkok.
Sementara itu, Analis Grup Eurasia menilai langkah mengejutkan Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan tarif baru pada Tiongkok adalah kesalahan serius dalam membaca poin yang diberikan Beijing. Sejauh ini, negosiasi perdagangan antara AS-Tiongkok masih belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan signifikan.
Analis Grup Eurasia Michael Hirson, Paul Triolo, dan Jeffrey Wright menulis eskalasi terbaru mengisyaratkan kembalinya cara Trump bernegosiasi dengan Tiongkok -dengan mencoba membangun lebih banyak pengaruh terhadap Beijing di tengah pembicaraan yang sedang berlangsung- sebelum kedua belah pihak sepakat untuk gencatan senjata pada akhir Juni.
"Ancamannya adalah pertaruhan serius bagi Trump. Ini kemungkinan menandakan bahwa ia akan lebih memilih untuk mencapai kesepakatan dengan syarat-syaratnya sebelum pemilihan Presiden 2020. Dan bersedia menggunakan alat yang dimilikinya untuk membangun tekanan pada Tiongkok untuk tujuan itu," kata mereka.
Adapun Trump menegaskan AS akan mengenakan tarif 10 persen pada barang Tiongkok senilai USD300 miliar mulai 1 September. Dalam serangkaian tweet, Trump mengeluh Tiongkok tidak membeli dalam jumlah besar produk pertanian AS seperti yang dijanjikan. Hal itu yang membuat Trump marah dan mengancam memberlakukan tarif baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News