Mengutip Antara, Sabtu, 20 Juli 2019, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus turun USD1,40 atau 0,1 persen menjadi USD1.426,70 per ons. Indeks USD, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik 0,33 persen menjadi 97,11 menjelang penyelesaian perdagangan emas.
Ketika USD naik maka emas berjangka biasanya jatuh, karena emas yang dihargakan dalam USD menjadi lebih mahal sehingga kurang menarik bagi investor yang memegang mata uang lainnya. Namun, emas berjangka membukukan kenaikan lebih dari satu persen untuk minggu ini di tengah harapan kemungkinan penurunan suku bunga acuan Fed tahun ini.
Sehari sebelumnya, emas berjangka memperpanjang kenaikannya didukung oleh melemahnya USD dan meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran. Ketegangan yang meningkat antara Amerika Serikat dan Iran juga meningkatkan selera terhadap aset-aset safe-haven seperi emas, kata para analis.
Presiden AS Donald Trump mengatakan kapal perang AS menghancurkan pesawat tanpa awak Iran di Selat Hormuz. Perkembangan itu menyusul pengumuman dari Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran bahwa mereka telah menangkap sebuah kapal asing penyelundup bahan bakar di Teluk.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun tipis 0,3 sen atau 0,02 persen menjadi USD16,195 per ons. Sedangkan platinum untuk pengiriman Oktober naik sebanyak USD2,20 atau 0,26 persen menjadi USD852,10 per ons.
Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average turun 68,77 poin atau 0,25 persen, menjadi 27.154,20 poin. Indeks S&P 500 berkurang 18,50 poin atau 0,62 persen, menjadi berakhir di 2.976,61 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup turun 60,75 poin atau 0,74 persen, menjadi 8.146,49 poin.
Microsoft melaporkan laba sebesar USD33,7 miliar atau mengalahkan perkiraan Wall Street. Hasil perusahaan didorong oleh lonjakan pendapatan dari bisinis cloud atau awan sebesar 39 persen dari tahun ke tahun. Laba per saham dilusian perusahaan mencapai sebesar USD1,71.
Penerbit kartu kredit, American Express, melaporkan total pendapatan terkonsolidasi sebesar USD10,8 miliar, setelah dikurangi biaya bunga. Laba per saham dilusian kuartalannya adalah USD2,07 atau naik sebanyak 13 persen dari setahun lalu.
Perolehan laba kuartal kedua diperkirakan meningkat 1,0 persen dari periode yang sama tahun lalu. Tidak termasuk sektor energi, perkiraan pertumbuhan laba mencapai 1,6 persen, menurut Refinitiv.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News