Pria Australia berketurunan Yunani itu menjelaskan bahwa penduduk Yunani akan dilanda kelaparan, kekurangan obat dan pasokan bahan bakar. Ayah Kon Vatskalis yang masih tinggal di Yunani dan tidak bisa bertahan tanpa dukungan keuangan darinya.
"Ayah saya pekerja bangunan. Dia telah bekerja 40 tahun. Ketika pensiun pada usia 60, ia mendapatkan 900 euro sebulan," ujar dia.
"Setelah kebijakan pengetatan jilid pertama, pensiunnya dipotong jadi 640 euro per bulan. Kebijakan penghematan berikutnya akan berarti pemangkasan uang pensiun lebih besar lagi. Ia membutuhkan uang dari kami di Australia untuk dapat bertahan. Tapi tidak semua orang mempunyai itu," katanya seperti dikutip dari laman News.com.au.
Ia menebak dalam waktu dekat penduduk Yunani akan turun ke jalan dan sebagian mulai berpikir untuk masa depannya, mempertimbangkan migrasi ke Australia.
Pengalaman menunjukkan pada akhir perang ribuan orang Yunani pindah ke Australia. Puncak migrasi orang Yunani ke Australia terjadi pada 1970-an, di mana ratusan ribu orang Yunani kini sudah menetap di Australia. Berbeda dengan gelombang migrasi sebelumnya, Kon Vatskalis menduga kali ini banyak orang Yunani yang bermigrasi adalah mereka dengan keahlian tinggi.
"Kali ini kita mungkin akan lihat orang-orang profesional: dokter, pengacara, bankir. Mereka akan datang bila mereka bisa. Ini akan menjadi anugerah buat Australia, tapi malapetaka untuk Yunani. Dibutuhkan bertahun-tahun untuk Yunani bisa pulih," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News