Mengutip Antara, Jumat, 9 Agustus 2019, patokan internasional minyak mentah berjangka Brent, diperdagangkan di USD57,61 per barel pada pukul 00.09 GMT (07.09 WIB), naik 23 sen atau 0,4 persen dari penyelesaian perdagangan sesi sebelumnya.
Patokan AS, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di USD52,79 per barel, naik 25 sen atau 0,5 persen dari penutupan terakhir mereka.
Kedua kontrak melonjak lebih dari dua persen pada perdagangan Kamis 8 Agustus pulih dari posisi terendah Januari, didukung oleh laporan bahwa Arab Saudi, eksportir minyak terbesar dunia, telah memanggil produsen lainnya untuk membahas penurunan harga minyak mentah baru-baru ini.
Harga minyak masih kehilangan lebih dari 20 persen dari puncaknya yang dicapai pada April, menempatkan mereka di wilayah bearish.
Pasar keuangan global diguncang selama sepekan terakhir setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan ia akan mengenakan tarif tambahan 10 persen untuk barang-barang Tiongkok mulai September dan penurunan yuan Tiongkok memicu kekhawatiran perang mata uang. Yuan menguat terhadap USD didukung oleh pertumbuhan ekspor yang kuat pada Juli.
Arab Saudi, pemimpin de facto Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), berencana untuk mempertahankan ekspor minyak mentahnya di bawah tujuh juta barel per hari pada Agustus dan September untuk membawa pasar kembali seimbang dan membantu menyerap persediaan minyak global, seorang pejabat minyak Saudi mengatakan.
“Produksi Saudi pada September juga akan lebih rendah daripada saat ini. Ini membantu rebound minyak mentah dari level terendah sejak Januari,” kata bank ANZ dalam sebuah catatan.
Uni Emirat Arab juga akan terus mendukung tindakan untuk menyeimbangkan pasar minyak, menteri energi negara itu Suhail al-Mazrouei mengatakan dalam sebuah cuitan. Menteri mengatakan OPEC dan komite pemantau menteri nonOPEC akan bertemu di Abu Dhabi pada 12 September untuk meninjau pasar minyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News