Ini untuk menggantikan pipa yang sudah dibangun pada 1980an dan rusak akibat serangan kelompok tidak bertanggung jawab. Irak telah mengekspor 250.000 sampai 400.000 barel per hari melalui jaringan pipa tersebut sebelum para kelompok tidak bertanggung jawab menyapu sebagian besar negara tersebut dan negara tetangga Suriah pada 2014.
Pipa baru tersebut akan menggantikan bagian dari rute dari provinsi Kirkuk yang kaya minyak, di bawah kendali Baghdad sejak Oktober, ke pelabuhan Ceyhan, Mediterania. Ini akan mengangkut minyak mentah dari daerah Baiji, di provinsi Salaheddine ke selatan Kirkuk, ke pos perbatasan Fishkhabur dengan Turki di utara.
"Perusahaan asing dan domestik memiliki waktu satu bulan untuk mengajukan tawaran untuk proyek tersebut, yang seperempatnya akan diberikan kepada perusahaan lokal," kata kementerian tersebut, seperti dikutip dari AFP, Senin, 25 Desember 2017.
Pasukan paramiliter Irak bergerak untuk mengambil alih Kirkuk dan ladang minyaknya setelah warga Kurdi Irak pada September memilih untuk merdeka dalam sebuah referendum kontroversial yang ditentang oleh Baghdad.
Pemerintah Baghdad telah mengumumkan kemenangan atas IS di Irak, sementara pasukan pendukung AS menekan sebuah kampanye untuk mengusir mereka dari Suriah timur. Pendapatan minyak bulanan Irak meningkat 27,4 persen di November dibandingkan dengan September, menurut data kementerian minyak yang diterbitkan.
Penghasilan minyak adalah USD4,9 miliar (4,1 miliar euro) pada September, ketika harga satu barel minyak mentah melayang sekitar USD50. Itu naik menjadi USD6,2 miliar pada November dengan penjualan sedikit lebih tinggi, karena harga minyak mentah mencapai USD57 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News