Dalam sebuah pidatonya, di Universitas Georgetown, Immelt mengatakan, perusahaan Amerika Serikat dan pembuat kebijakan harus berusaha lebih keras untuk bersaing dalam ekonomi global dan memenangkan persaingan yang dari waktu ke waktu semakin sengit
Ia mengatakan, sentimen publik terhadap globalisasi dan perdagangan bebas telah berubah secara permanen karena asosiasi mereka dengan sistem outsourcing telah mengurangi upah di mana kenaikan Tiongkok sebagai daya ekspor dan kehilangan pekerjaan sehingga diperlukan definisi baru.
"Karena faktor-faktor ini, kita tidak akan kembali ke dunia perdagangan bebas secara murni. Tapi apakah proteksionisme adalah jawabannya? Saya jamin kita paling banyak kehilangan melalui proteksionisme," kata Immelt, seperti dikutip dari Reuters, Jumat 5 Mei 2017.
Administrasi Trump telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan hambatan perdagangan di beberapa industri, termasuk meluncurkan ulasan keamanan nasional yang dapat membatasi impor baja dan aluminium. Adapun hambatan perdagangan itu tentu disayangkan.
Selain itu, Trump berencana untuk menarik AS keluar dari kesepakatan perdagangan Pacific Rim 12 negara dan berjanji untuk melakukan negosiasi ulang Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara atau NAFTA yang sudah berusia 23 tahun untuk membantu mengurangi defisit perdagangan AS dengan Meksiko dan Kanada.
Immelt mengatakan jika para pemimpin AS berpikir bahwa Amerika ingin hidup tanpa manfaat dari integrasi ekonomi global maka mereka berada dalam kebangkitan yang kasar. "Kita perlu memperjuangkan teknologi baru," tuturnya.
Lebih lanjut, alih-alih menarik diri dari kesepakatan perdagangan, Immelt mengatakan, Amerika Serikat harus berupaya memodernisasi dan memperbaikinya dan NAFTA merupakan peluang utama. "Kami tidak akan tumbuh jika tidak berdagang dengan orang lain," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News