Ekonom sekarang melihat kemungkinan pemangkasan sebelum akhir tahun, hingga beberapa langkah serupa menjadi jelas bahwa bank sentral AS telah menghentikan resesi pada 2020. Antisipasi tersebut muncul ketika Goldman Sachs baru saja mengumumkan bahwa mereka merevisi proyeksi PDB menjadi sebesar 0,2 persen.
Sedangkan Bank of America menyatakan pihaknya melihat peningkatan peluang resesi dalam 12 bulan ke depan. Perkiraan-perkiraan itu diyakini mendorong the Fed secara tajam akan memangkas suku bunga acuan kembali. Langkah itu tentu dengan harapan bisa menjaga stabilitas perekonomian AS.
"Pertumbuhan yang lebih lambat dan risiko yang meningkat kemungkinan mendorong Fed untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut. Meski FOMC mendukung pemotongan di Juli tapi perkembangan perdagangan harus memberikan cukup pembenaran untuk kembali memotongnya," kata Ekonom UBS Seth Carpenter, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 17 Agustus 2019.
Carpenter memprediksi pemangkasan suku bunga dilakukan di Desember 2019 sebanyak satu kali dan terakhir dilakukan pada Maret 2020. Pemotongan itu nantinya bakal membuat suku bunga AS berada di kisaran 1-1,25 persen. Kisaran tersebut dinilai cocok dengan kondisi pasar berjangka yang melihat tingkat suku bunga di kisaran 1,12 persen pada akhir tahun depan.
Namun, proyeksi itu masih jauh dari sudut pandang anggota FOMC yang terus berupaya mengantisipasi kenaikan suku bunga. Dalam proyeksi terbaru di Juni, mereka mengindikasikan tingkat suku bunga di pasar berjangka berada di 2,5 persen, atau lebih tinggi dari kisaran suku bunga acuan di 2-2,25 persen.
Akan tetapi, perkiraan itu datang sebelum the Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan di Juli. Bahkan, perkiraan itu muncul sehari sebelum pengumuman dari Presiden AS Donald Trump yang berencana memungut tarif atas sisa dari impor Tiongkok sebesar USD300 miliar. Tarif itu yang akhirnya meningkatkan tensi dagang.
"Pengumuman Trump bahwa tarif impor Tiongkok akan dilaksanakan 1 September telah mengubah prospek. Tarif baru akan memperlambat pertumbuhan. Kami mengantisipasi the Fed melonggarkan kebijakan lebih lanjut karena perlambatan dan ketakutan mereka akan ketidakpastian yang meningkat," kata Carpenter.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Federal Reserve memangkas suku bunga acuan lebih besar dan mempercepat penurunan suku bunga. Trump menilai bank sentral AS perlu mengimbangi rekan-rekan globalnya yang secara perlahan mulai melonggarkan kebijakan moneternya.
"Mereka (the Fed) harus memotong suku bunga lebih besar dan lebih cepat, dan menghentikan pengetatan kuantitatif konyol mereka SEKARANG," tegas Trump, dalam serangkaian cuitannya di Twitter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News